JAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena kemarau basah masih akan berlangsung di beberapa wilayah Indonesia hingga Juni 2025.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, kemarau basah adalah kondisi ketika musim kemarau tidak sepenuhnya kering.
Sebaliknya, curah hujan masih tinggi dan disertai kelembapan udara yang juga tinggi.
“Jadi kalau kita lihat itu karakteristiknya masih terjadi hujan di beberapa wilayah. Kemudian kelembapan udara juga cukup tinggi,” kata Guswanto, Senin (19/5/2025), dikutip dari Kompas.com.
Guswanto menyebut kemarau basah merupakan fenomena yang terjadi secara musiman, tidak muncul setiap tahun.
Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hujan Lebat untuk 20 Mei 2025, Ini Wilayah Terdampak
Fenomena ini kerap muncul di wilayah dengan pola hujan monsunal, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Menurutnya, kondisi ini akan terus berlangsung selama wilayah tersebut belum benar-benar masuk musim kemarau penuh.
Musim kemarau di Indonesia biasanya berlangsung pada Juni hingga Agustus. Sedangkan Maret hingga Mei merupakan masa pancaroba dari musim hujan menuju kemarau.
“Jadi gini pembagiannya, Maret, April, Mei itu masa pancaroba dari hujan ke kemarau. Lalu, Juni, Juli, Agustus itu biasanya musim kemarau. Nanti September, Oktober, November sudah kembali lagi ke musim pancaroba dari kemarau ke hujan,” jelas Guswanto.
Dengan pembagian musim tersebut, BMKG memprakirakan kemarau basah berkemungkinan besar akan berakhir pada Juni 2025, dan memasuki musim kemarau penuh pada Juli hingga Agustus.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.