Kompas TV internasional kompas dunia

Temuan Arkeologi Langka di Suriah, Lantai Mosaik Dewa Dewi Yunani Zaman Romawi

Kompas.tv - 12 Oktober 2022, 23:38 WIB
temuan-arkeologi-langka-di-suriah-lantai-mosaik-dewa-dewi-yunani-zaman-romawi
Warga melihat mosaik besar yang berasal dari zaman Romawi di kota Rastan, Suriah, Rabu, 12 Oktober 2022. (Sumber: AP Photo/Omar Sanadiki)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

RASTAN, KOMPAS.TV - Tim arkeologi Suriah mengumumkan penemuan sebidang mosaik utuh berukuran besar yang berasal dari zaman Romawi, berisi mozaik langka dewa dewi Yunani di kota Rastan dekat Homs, seperti laporan Associated Press, Rabu (12/10/2022).

Temuan itu digambarkan sebagai penemuan arkeologi terpenting sejak konflik negara itu dimulai 11 tahun lalu.

Para jurnalis diperlihatkan mosaik di pusat kota Rastan dekat Homs, kota terbesar ketiga di Suriah.

Mosaik seluas 120 meter persegi ditemukan di sebuah bangunan tua yang digali oleh Direktorat Jenderal Purbakala dan Museum Suriah.

Pengusaha Lebanon dan Suriah dari Museum Nabu membeli properti yang berasal dari abad ke-4 itu dan menyumbangkannya ke negara Suriah.

Setiap panel diisi dengan batu-batu kecil berwarna-warni berbentuk persegi berukuran sekitar setengah inci di setiap sisinya.

Dr Humam Saad, direktur asosiasi penggalian dan penelitian arkeologi Suriah mengatakan di antara adegan pertunjukan mosaik adalah penggambaran langka pejuang Amazon Kuno dalam mitologi Romawi.

Baca Juga: Palestina Resmikan Lantai Mosaik Terbesar di Dunia Peninggalan Kekhalifahan Umayyad

Mosaik besar yang berasal dari zaman Romawi bergambar dewa dan dewi Yunani kuno di kota Rastan, Suriah, Rabu 12 Oktober 2022. (Sumber: AP Photo/Omar Sanadiki)

"Apa yang ada di depan kita adalah penemuan yang langka dalam skala global," kata Saad kepada The Associated Press, seraya menambahkan gambar-gambar itu "kaya akan detail," dan mencakup adegan-adegan dari Perang Troya antara Yunani dan Trojan.

Dalam mitologi Yunani dan Romawi Kuno, pahlawan setengah dewa Hercules membunuh Hippolyta, ratu Amazon, dalam salah satu dari 12 pekerjaannya.

Mosaik itu juga menggambarkan Neptunus, dewa laut Romawi Kuno, dan 40 gundiknya.

"Kami belum bisa mengidentifikasi jenis bangunannya, apakah itu pemandian umum atau yang lainnya, karena kami belum selesai menggali," kata Saad kepada AP.

Sulaf Fawakherji, seorang aktris terkenal di Suriah dan anggota dewan pengawas Museum Nabu mengatakan dia berharap mereka dapat membeli bangunan lain di Rastan, yang katanya dipenuhi dengan situs warisan dan artefak yang menunggu untuk ditemukan.

“Ada bangunan lain, dan jelas mosaik itu jauh lebih luas,” kata Fawkherji kepada AP.

"Rastan secara historis adalah kota penting, dan mungkin bisa menjadi kota warisan yang sangat penting untuk pariwisata."

Baca Juga: Temuan Mengejutkan Arkeologi Sisa Kota Kuno Yunani-Romawi di Dekat Alexandria, Mesir

Warga melihat mosaik besar yang berasal dari zaman Romawi di kota Rastan, Suriah, Rabu, 12 Oktober 2022. (Sumber: AP Photo/Omar Sanadiki)

Terlepas dari signifikansi sejarah Rastan di Suriah, Saad mengatakan belum ada upaya penggalian yang signifikan di kota itu sebelum konflik bersenjata di negara itu.

"Sayangnya, ada kelompok bersenjata yang mencoba menjual mosaik pada satu titik di tahun 2017 dan menjualnya di platform media sosial," katanya.

Situs warisan Suriah dijarah dan dihancurkan habis-habisan selama dekade terakhir konflik kekerasan.

Di antara insiden yang paling menonjol adalah kelompok ISIS yang merebut Palmyra, Situs Warisan Dunia UNESCO yang memiliki tiang-tiang era Romawi yang berdiri selama 2.000 tahun serta artefak yang tak ternilai, dan sebagian menghancurkan teater Romawi.

Sementara itu, pemerintah Suriah yang kekurangan uang perlahan-lahan membangun kembali bazaar Aleppo yang berusia berabad-abad setelah merebutnya kembali dari pasukan oposisi bersenjata tahun 2016.

Rastan pernah menjadi kubu oposisi utama dan menjadi titik bentrokan sengit, sebelum pemerintah Suriah merebut kembali kota itu tahun 2018.




Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x