Kompas TV nasional peristiwa

Risma: Saya Jenderal Perangnya yang Bertanggung Jawab di Surabaya, Bukan Staf Saya

Kompas.tv - 2 Juli 2020, 21:32 WIB
risma-saya-jenderal-perangnya-yang-bertanggung-jawab-di-surabaya-bukan-staf-saya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Sumber: KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)
Penulis : Fadhilah

KOMPAS.TV - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini gerah terhadap sejumlah pihak yang kerap menyalahkan bawahannya.

Pernyataan Risma tersebut menyusul adanya tudingan bahwa kinerja staf Pemkot Surabaya kurang maksimal dalam menangani pandemi virus corona (Covid-19).

"Bagi saya, saya adalah jenderal perangnya di Kota Surabaya. Saya bertanggung jawab bukan staf saya. Orang mau menyampaikan apa pun bahwa saya memang yang bertanggung jawab," tegas Risma saat wawancara pada Program Rosi KOMPAS TV, Kamis (2/7/2020).

Baca Juga: Inilah Alasan Sujud Risma yang Viral

Pernyataan Risma tersebut merespons tudingan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya yang menyebut bahwa penyebab masih tingginya pasien Covid-19 di Surabaya salah satu karena koordinasi staf yang tidak baik.

"Kalau menyalahkan staf saya, saya nggak terima karena jenderal yang bertanggung jawab. Saya lah yang bertanggung jawab, bukan staf saya," sambung Risma.

Bantah Pasien Covid-19 Membludak

Selain itu, Risma juga membantah bahwa rumah sakit - rumah sakit di Kota Surabaya, Jawa Timur, penuh dengan pasien Covid-19.

Menurut Risma, tudingan tersebut lagi-lagi tidak sesuai dengan data yang dimilikinya.

Sebaliknya, Risma menyebut bahwa rumah sakit di Surabaya banyak yang kosong.

"Saya mendata rumah sakit-rumah sakit setiap hari itu banyak yang kosong, tapi kenapa kemudian dikatakan penuh?" ujar Risma masih dalam wawancara pada Program Rosi KOMPAS TV.

"Padahal setiap hari saya membaca sendiri laporan berapa rumah sakit kosong, bagaimana kondisi rumah sakit, itu selalu saya dapatkan informasi setiap hari. Dan, informasi ini (rumah sakit penuh) nggak ada, nggak pernah kami terima," sambung Risma.

Baca Juga: Risma dan Terawan Sidak Bareng di Pasar Genteng, Surabaya

Risma bahkan mengaku sudah menyiapkan sekitar 200 kamar baru khusus untuk pasien Covid-19. Namun, kamar di rumah sakit tersebut hingga kini tidak terpakai.

Karena itu, dia mengaku heran adanya informasi yang menyebut bahwa pasien Covid-19 di rumah sakit di Surabaya membludak.

"Saya juga bingung, ini yang penuh itu yang mana, sampai nggak ngerti saya. Karena di data kami itu nggak ada. Malahan rumah sakit itu banyak sekali yang menginisiasi mereka membuat kamar-kamar baru untuk covid-19. Sekitar 2-3 bulan yang lalu kita juga sudah menyiapkan 200 kamar kalau itu terjadi sesuatu. Alhamdulillah 200 bed itu belum pernah ditempati," terang Risma. 

Diketahui sebelumnya, pernyataan Risma tersebut menanggapi pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya yang menyebut bahwa rumah sakit di Surabaya membludak karena pasien Covid-19.

Hal tersebut terungkap saat udiensi dengan IDI Surabaya terkait penanganan Covid-19 di Balai Kota, Senin (29/6/2020).

Saat audiensi tersebut, Risma tiba-tiba bersujud dan menangis di hadapan seorang dokter.

Tangisan Risma meledak saat Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Remering (Pinere) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, dr Sudarsono menyampaikan pernyataan jika RSUD dr Soetomo telah melebihi kapasitas.

Selain itu Sudarsono mengatakan banyak warga yang tak mematuhi protokol kesehatan.

Mendengar pernyataan tersebut, Risma langsung bersujud dan menangis sambil memegang kaki Sudarsono.

Sejumlah pejabat Pemkot Surabaya dan dokter terlihat berusaha menguatkan Risma.

"Tolonglah kami jangan disalahkan terus," kata Risma menangis.

Kejadian itu sempat membuat rapat terhenti sejenak. Menurutnya, Pemkot Surabaya telah bekerja keras menangani kasus Covid-19.

Risma mengatakan ia tak ingin ada warga Surabaya yang meninggal karena Covid-19. Tapi di sisi lain, Risma tak ingin ada warganya yang kelaparan.

"Jadi, kami ini sudah bekerja keras, berat. Apa dikira saya rela warga saya mati karena Covid-19 atau mati karena tidak bisa makan?" ujar Risma.

Risma juga mengatakan, Pemkot Surabaya tidak hanya mengendalikan penyebaran Covid-19 di Surabaya. Tapi mereka juga mengurus pasien yang berasal dari luar Surabaya.

"Semalam saya dan Linmas masih mengurus warga bukan Surabaya. Warga bukan Surabaya saja masih kami urus, apalagi warga Surabaya," kata Risma.

Baca Juga: Risma Sebut Kasus Positif Covid-19 di Surabaya Banyak Berasal dari Perumahan Mewah

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x