Kompas TV nasional politik

Cerita Rektor Unika Soegijapranata Diminta Bikin Video Apresiasi Jokowi oleh Orang yang Ngaku Polisi

Kompas.tv - 6 Februari 2024, 13:31 WIB
cerita-rektor-unika-soegijapranata-diminta-bikin-video-apresiasi-jokowi-oleh-orang-yang-ngaku-polisi
Sebuah mural bertema demokrasi menghiasi tembok kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Solo, Jawa Tengah, 13 Oktober 2017. (Sumber: P Raditya Mahendra Yasa/Kompas.id)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

Dia mengatakan, pada Sabtu (3/2), orang itu menghubunginya kembali. Orang yang mengaku polisi itu mengirimkan video-video testimoni dari kampus lain. 

"Ini, bapak semuanya sudah ngirim untuk saya kirim ke Kapolda," katanya menirukan bunyi pesan orang tersebut.

Hindarto pun mengaku memilih untuk tidak merespons pesan tersebut. Namun, pada Senin (5/2), orang itu kembali menghubunginya lewat telepon.

"Saya nggak respons karena itu bukan pilihan kami. Senin siang masih telepon lagi tapi tetap nggak saya respons," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, Polda Jawa Tengah belum memberikan jawaban mengenai keterangan rektor Unika Soegijapranata tersebut.

Gelombang kritik sivitas akademika terhadap pemerintahan Jokowi meluas belakangan ini. Puluhan kampus tercatat telah menerbitkan pernyataan sikap terkait situasi demokrasi terkini.

Gelombang kritik dimulai dengan diterbitkannya Petisi Bulaksumur oleh komunitas akademik Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dulu mendidik Presiden Jokowi, pada 31 Januari 2024.

Komunitas akademik UGM menilai Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan pemerintahan justru menunjukkan bentuk-bentuk penyimpangan kepada prinsip dan moral demokrasi, kerakyatan serta keadilan sosial yang merupakan ensensi nilai Pancasila. 

"Jokowi semestinya selalu mengingat janjinya sebagai alumni UGM yang berbunyi...Bagi kami almamater kuberjanji setia. Kupenuhi dharma bhakti 'tuk Ibu Pertiwi. Di dalam persatuanmu jiwa seluruh bangsaku. Kujunjung kebudayaanmu kejayaan Nusantara..." kata Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Prof. Koentjoro, 31 Januari lalu.

Baca Juga: Kampus Filsafat se-Indonesia Kritik Jokowi: Negara Tidak Boleh Dikorbankan untuk Kekuasaan Keluarga


 




Sumber : Kompas TV, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x