Kompas TV nasional politik

Sorot Pertemuan Politik Megawati, Prabowo dan Puan di Istana, Andi Mallarangeng Bandingkan Zaman SBY

Kompas.tv - 22 November 2021, 11:54 WIB
sorot-pertemuan-politik-megawati-prabowo-dan-puan-di-istana-andi-mallarangeng-bandingkan-zaman-sby
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (17/10/2013) (Sumber: .(KOMPAS.com/Icha Rastika))
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyoroti pertemuan politik antara Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, dan Puan Maharani di Istana Negara, Jakarta.

Mantan Juru Bicara Presiden era pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan pertemuan politik kepartaian sebaiknya tidak dilakukan di Istana Kepresidenan.

Baca Juga: Potret Puan, Mega dan Prabowo Foto Bersama di Pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika

Andi lantas membandingkan pada zaman SBY ketika menjabat sebagai Presiden RI. Menurutnya, SBY tidak pernah menggelar pertemuan partai politik di Istana Negara ataupun Istana Merdeka pada saat menjabat kepala negara.

"Kalau di zaman Pak SBY, kegiatan politik kepartaian biasanya dilakukan di Cikeas," kata Andi dikutip dari Kompas.com pada Senin (22/11/2021).

Andi Mallarangeng mengaku heran dengan pertemuan yang mengagendakan politik itu bisa terjadi di Istana Negara, bahkan tanpa ada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bagaimana mungkin ada orang-orang yang bukan presiden menjabat, melakukan pertemuan politik kepartaian di Istana Presiden," ujar Andi.

"Presiden saja tidak pantas melakukannya. Apakah sudah mendapat izin Presiden?"

Baca Juga: Momen Prabowo Jelaskan Konsep Hankamrata dalam Forum IISS Manama Dialogue di Bahrain

Andi kemudian menjelaskan alasan mengapa Istana Negara tidak boleh dijadikan sebagai tempat pertemuan politik kepartaian.

Pertama, Istana Negara maupun Istana Merdeka merupakan simbol Lembaga Kepresidenan.

Oleh karena itu, kata dia, sejak dahulu Istana Kepresidenan tidak pernah digunakan untuk agenda politik kepartaian.

"Di situ Presiden RI berkantor, dan melakukan aktivitas kenegaraan. Sekaligus bisa juga menjadi tempat kediaman Presiden," ujar dia.

Baca Juga: Puan Maharani Tanam Padi Saat Hujan, Susi Pudjiastuti dan Fadli Zon Berikan Sindiran

Menurut dia, jikalau presiden sekalipun ingin mengadakan pertemuan politik kepartaian, maka tak digelar di Istana Kepresidenan.

"Biasanya dilakukan di Wisma Negara, yang berada di samping Istana Negara dan Istana Merdeka," ujar Andi.

Sebelumnya, pertemuan antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani terjadi di Istana Negara.

Mereka mengadakan pertemuan di sela-sela pelantikan Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.

Baca Juga: Santri di Bogor Deklarasi Dukungan Ganjar-Puan Maju Pilpres 2024

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan itu membahas sejumlah hal, salah satunya politik kebangsaan dan berbagai dinamika politik nasional.

Menurut dia, pertemuan yang berlangsung di sebuah ruangan VVIP itu berjalan hangat.

"Pada saat saya mendampingi Ibu Megawati, saya lihat Pak Prabowo berjalan cepat menuju tempat Bu Mega. Lalu saya sampaikan ke Ibu, ada Pak Prabowo," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (18/11/2021).

"Ibu Mega lalu menunggu, bersalam sapa dengan hangat, dan kemudian masuk ke ruangan VVIP bersama, dengan Mas Pramono Anung dan saya dampingi."

Baca Juga: Megawati, Puan, dan Prabowo Bertemu di Istana, Ini yang Dibicarakan

Hingga saat ini, pihak Istana Kepresidenan belum memberikan penjelasan mengenai pertemuan tersebut. Termasuk apakah pertemuan itu dilakukan dalam kapasitas mereka sebagai petinggi partai politik.

Meski tidak menjelaskan secara detail, Hasto mengatakan pertemuan itu membahas seputar politik kebangsaan dan berbagai dinamika politik nasional.

Sedangkan, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, pertemuan itu harus dimaknai sebagai ajang silaturahmi antar tokoh partai politik.

Menurut dia, pertemuan yang hangat itu menandakan bahwa komunikasi antara PDI-P dan Gerindra selaku partai yang dinaungi Prabowo Subianto tetap terjaga dengan baik.

Baca Juga: Terungkap! Ini Perbuatan Jenderal Dudung Abdurachman yangi Bikin Megawati Terharu

"Politik kita terlalu banyak membaca memproduksi teks dari simbol-simbol, lalu jadi ramai. Sebenarnya ini hal yang biasa saja," kata Dahnil saat dihubungi Kompas.com.

"Apalagi Bu Mega dan Mbak Puan, dengan Pak Prabowo komunikasinya selama ini sangat cair dan bahkan ketika berkontestasi silaturahminya tetap baik, dan itu tetap dijaga."

Baca Juga: Andi Mallarangeng Setuju dengan Mahfud, Gugatan Yusril soal AD/ART Demokrat Tak akan Dikabulkan MA

 




Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x