Kompas TV nasional politik

Jika Pilpres 2024 Hanya Dua Pasangan Capres, Masyarakat Bakal Terbelah Seperti 2019

Kompas.tv - 16 Oktober 2021, 02:05 WIB
jika-pilpres-2024-hanya-dua-pasangan-capres-masyarakat-bakal-terbelah-seperti-2019
Pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK bersalaman saat acara debat di Jakarta Selatan, Senin (9/6/2014). Debat akan dilakukan sebanyak lima kali selama masa kampanye. (Sumber: TRIBUNNEWS/HERUDIN)
Penulis : Vidi Batlolone | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV – Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini memprediksi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 maksimal hanya akan diikuti tiga pasangan capres-cawapres.

Bagaimanapun, tiga pasangan yang bersaing di pilpres, lebih baik ketimbang pemilu hanya diikuti dua pasangan capres-cawapres.

“Kalau belajar dari Pemilu 2009, maka mengikuti perjalanan penyelenggaran pemilu presiden, saya meyakini Pemilu 2024 tidak akan lebih dari tiga calon,” kata Titi Anggraini dalam diskusi yang diselenggarakan Kelompok Jajian dan Diskusi Opini Publik (Kedai Kopi), Jumat (15/10/2021).

Keyakinan Titi ini disebabkan, tidak adanya perubahan menyangkut aturan ambang batas pencalonan presiden (presidensial threshold).

Sesuai undang-undang Nomor 7 tahun 2017, maka partai politik atau gabungan partai politik hanya bisa mengajukan calon presiden, jika memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional pada pemilu sebelumnya.

Baca Juga: PDIP Bocorkan Nama Kader yang Berpotensi Dicalonkan di Pilpres 2024, Siapa Saja?

“Pada 2009, kita mentok hanya punya tiga pasangan calon. Pada 2014, hanya dua calon, Pilpres 2019 juga hanya dua calon,” terangnya.

Maka, menurut Titi, harapan terbesar pada Pemilu 2024 hanyalah tiga calon yang bakal bersaing.

Untuk mendapatkan empat calon pasangan capres-dan cawapres, terbilang sulit. Karena berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut, sulit mengharapkan seluruh parpol bisa mencapai angka persentase yang bulat untuk mengajukan 4 pasangan capres dan cawapres.

Baca Juga: Gerindra Akan Usung Prabowo di Pilpres 2024, Apakah Demokrat Akan Dukung Lagi?

Namun Titi berharap, Pemilu Presiden 2024 mendatang, tidak mengulang kisah Pilpres 2014 dan 2019 yang hanya diikuti dua pasangan calon.

Sebab, jika hanya dua pasangan calon, dia mengkhawatirkan terulangnya kembali polarisasi politik yang tajam di masyarakat seperti Pemilu 2014 dan 2019.

Polarisasi yang tajam membuat pilpres tidak mengedepankan pertarungan gagasan. Namun justru cenderung membelah masyarakat.

Baca Juga: Prabowo Disebut Maju Pilpres 2024, Wagub DKI: Beliau Tidak Ambisius

Karena itu Titi berharap pada Pemilu 2024, para elite partai politik memiliki iktikad baik untuk memaksimalkan pilihan masyarakat dengan mewujudkan jumlah calon presiden yang lebih beragam. Sehingga tidak terjadi polarisasi politik yang dapat mengarah kepada pembelahan warga.

“Sehingga kita bisa mencapai harapan lahirnya calon-calon alternatif yang membawa politik gagasan,” tuturnya.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x