Kompas TV internasional kompas dunia

Arab Saudi Mendesak Agar OPEC Hati-hati Dalam Memutuskan Peningkatan Produksi Minyak

Kompas.tv - 2 April 2021, 13:02 WIB
arab-saudi-mendesak-agar-opec-hati-hati-dalam-memutuskan-peningkatan-produksi-minyak
Tangki penyimpanan di fasilitas minyak Aramco, Jeddah, Arab Saudi, Minggu, 21 Maret 2021. (Sumber: Foto AP / Amr Nabil)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Purwanto

FRANKFURT, KOMPAS.TV - Menteri Energi Arab Saudi Abulaziz bin Salman mengambil pandangan hati-hati tentang peningkatan produksi minyak. Hal ini diungkapkannya ketika anggota OPEC bertemu dengan negara-negara non-anggota untuk memutuskan tingkat produksi, Kamis (1/4/2021).

Menurut Abulaziz, pendekatan yang diambil pada pertemuan bulan lalu untuk membiarkan tingkat produksi sebagian besar tidak berubah telah benar, mengingat ketidakpastian yang sedang berlangsung karena pandemi Covid-19.

“Sayangnya, kami terbukti benar dengan perkembangan selanjutnya,” ujarnya seperti dikutip dari the Associated Press.

Baca Juga: Indonesia Dapat Prioritas dari Pemerintah Arab Saudi Soal Informasi Kapan Ibadah Haji Dibuka

OPEC dan negara non-anggota lain yang merupakan sekutunya, dijuluki OPEC Plus. Mereka memutuskan bertemu setiap bulan untuk meninjau pemotongan produksi lebih dari 7 juta barel per hari yang diberlakukan untuk menahan penurunan harga minyak akibat resesi yang disebabkan oleh pandemi.

Pandemi telah memangkas permintaan bahan bakar. Selain itu, Arab Saudi menahan 1 juta barel per hari dari pasar, sebagai bagian dari pemotongan sukarela yang dilakukannya sendiri.

Abulaziz mengatakan bahwa sampai keadaan sudah kembali pulih, OPEC harus mempertahankan sikap hati-hati ini.

Dia menyebut tentang pembatasan aktivitas virus corona yang sedang berlangsung di Eropa. Sebagian negara Eropa masih memberlakukan lockdown karena munculnya gelombang baru virus corona dan program vaksinasi yang lambat.

Menteri Energi Amerika Serikat Jennifer Granholm mengatakan dalam tweet menjelang pertemuan OPEC Plus bahwa dia telah melakukan panggilan telepon yang produktif dengan Menteri Energi Arab Saudi. Keduanya menegaskan kembali pentingnya kerja sama internasional untuk memastikan sumber energi yang terjangkau dan dapat diandalkan bagi konsumen.

Baca Juga: Kekayaan Keluarga Kerajaaan Arab Saudi Capai Rp 21.525 T

Negara-negara penghasil minyak menghadapi dilema selama pandemi Covid-19. Jika mereka meningkatkan produksi sebelum adanya permintaan, maka akan ada resiko turunnya harga minyak. Namun jika mereka melakukan produksi dalam jumlah kecil, akan memakan anggaran negara di saat sulit seperti saat ini.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengeluarkan pendapat yang lebih optimis. Ia mengatakan situasi telah membaik sejak pertemuan Maret lalu. Rusia biasanya menekan tingkat produksi.

Rusia dapat menyeimbangkan anggaran negaranya dengan harga minyak yang lebih rendah daripada yang bisa dilakukan oleh Saudi.

Harga minyak kemudian naik setelah komentar Abulaziz bin Salman, yaitu diperdagangkan 2,3% lebih tinggi pada hari itu di $ 60,53 per barel dalam perdagangan di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent naik 1,9% menjadi $ 63,95 per barel. Penekanan produksi OPEC dan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, telah membantu harga pulih dari sekitar $ 48 per barel untuk minyak mentah NYMEX pada awal tahun ini.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x