> >

Kisah Pembunuh Bayaran Suud Rusli, Marinir yang Pernah Kabur Dua Kali

Hukum | 19 Januari 2024, 19:05 WIB
Terpidana Suud Rusli di Lapas Kelas 1 Surabaya. (Sumber: Warta Kota/ Surya)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Perempuan berusia 32 tahun bernama Ossy Claranita Nanda Triar, menjadi dalang atas pembunuhan suaminya sendiri, Arif Sriyono, di Karawang, Jawa Barat. Untuk melancarkan aksinya, Ossy menyewa pembunuh bayaran.  Kasus Ossy mengingatkan pada berbagai kasus serupa di Tanah Air, ketika pembunuh bayaran bersedia menjalankan aksinya sesuai pesanan.

Kompas TV, pada 13 Februari 2022, pernah menurunkan tulisan tentang pembunuh bayaran Suud Rusli. Nama ini menghilang dalam ingatan publik secara perlahan. Padahal, dia adalah mantan pembunuh bayaran yang berhasil dua kali kabur dari tahanan. Untuk menangkap lelaki gempal ini, pihak kepolisian harus dibantu oleh TNI Angkatan Laut.

Maklum, Suud adalah mantan prajurit Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) berpangkat kopral dua. Batalyon Taifib adalah satuan elite di dalam korps Marinir berbaret ungu yang terkenal dengan daya tahan dan kehebatannya dalam bertempur.

Baca Juga: Pembunuh Bayaran Karyawan Toyota Ditangkap di Banyumas, Sempat Melawan Akhirnya Ditembak Polisi

Kejahatan yang sudah dilakukan Suud adalah membunuh bos PT Aneka Sakti Bhuana (Asaba) Boedyharto Angsono pada 19 Juli 2003 silam. Boedyharto dieksekusi saat sedang bersama pengawal pribadinya Serda Edy Siyep yang merupakan anggota Kopassus.

Boedyharto dan ‎Serda Edy dibunuh di depan lapangan basket Gelanggang Olahraga (GOR) Sasana Krida Pluit, Jakarta Utara, sekira pukul 05.30 WIB oleh empat oknum anggota Marinir, termasuk Suud Rusli.

Rusli mendapatkan order membunuh Boedyharto dari Gunawan Santoso, yang tak lain mantan menantu Boedyharto sendiri. Upah yang diberikan Gunawan kepada sang pembunuh bayaran tidaklah seberapa, Rp4 juta saja.

Namun diakui Gunawan, hubungan mereka sudah lama dan kenal dekat sehingga harga tersebut bisa dibilang "harga pertemanan". Gunawan dan Suud divonis mati pada 2004 lalu.  

Tetapi kisah Suud tidak berhenti sampai di sana. Setahun mendekam dalam jeruji besi, Suud bersama rekannya mantan Letda (Mar) Syam Sanusi berhasil melarikan diri pada 5 Mei 2005 dengan cara memotong jeruji besi.

Situs TNI Angkatan Laut menyebutkan, pelarian Suud tidak lama, kurang dari satu bulan. Tepatnya pada 31 Mei 2005, dia ditangkap di Malang, Jawa timur, dengan dua timah panas di kakinya. 

Belum juga jera, lima bulan kemudian, tepatnya  6 Nopember 2005, Suud Rusli berhasil kabur lagi. Dia ditangkap kembali pada tanggal 23 November 2005. 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU