> >

Satgas Covid-19 Pastikan Masker Tak Pengaruhi Jumlah Oksigen Bagi Tubuh

Kesehatan | 17 Juni 2021, 10:07 WIB
Ilustrasi masker cegah penyebaran Covid-19 (Sumber: Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Klaim mengenai penggunaan masker dapat mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh kembali mencuat. 

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro,  memastikan masker tak akan mempengaruhi pernapasan dan meminta masyarakat untuk selalu memakainya ketika bepergian keluar rumah atau berada di keramaian. 

"Masker tidak akan mempengaruhi jumlah asupan oksigen ke dalam tubuh kita, jadi jangan khawatir akan kekurangan oksigen apabila kita menggunakan masker," kata Reisa dalam konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/6/2021).

Baca Juga: Unggah Video IGD Wisma Atlet Penuh, Tompi: Tolong Pakai Masker

Reisa juga mengingatkan bahwa masker yang paling direkomendasikan ialah masker medis yang mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Namun, jika hendak menggunakan masker kain, masyarakat perlu memastikan bahwa kain yang digunakan minimal tiga lapis.

Pertama yaitu kain yang berbahan hidrofilik seperti katun, sementara lapisan kedua bisa berupa kain katun atau polyester.

Sedangkan, untuk lapisan ketiga atau bagian masker paling luar, sebaiknya menggunakan kain yang sifatnya hydrophobic atau anti-air seperti polypropylene.

Baca Juga: Tim Ubur-Ubur Resnarkoba Polrestabes Makassar Membagikan Ratusan Masker Ke Warga

Menurut Reisa, penggunaan masker pun memiliki batasan waktu, mulai dari maksimal empat jam hingga apabila basah atau lembab maka masker harus segera diganti.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa penggunaan masker yang benar yakni yang menutupi hidung dan mulut sepenuhnya.

"Cuci tangan sebelum memakai dan melepas masker. Dan ingat, hanya sentuh bagian talinya dan jangan sentuh bagian depan masker, bagian tersebut sudah tidak bersih dan beresiko mengandung droplets," ujar Reisa.

Tak lupa, saat melepas masker, Reisa menyarankan untuk tak melakukannya di ruangan tertutup yang dipadati banyak orang.

Sebab, kata Reisa, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 merupakan mikroorganisme yang bisa melayang di udara, terutama di ruang tertutup.

Baca Juga: Dirawat Karena Covid-19, Pegawai Bank Ini Ditolak Cutinya dan Berangkat Kerja Gunakan Masker Oksigen

Ketika orang-orang yang berada di ruangan tertutup sedang bicara, bernyanyi, batuk, ataupun bersin, virus tersebut mungkin saja ikut terlepaskan melalui tetesan atau butiran air liurnya.

Berdasarkan hasil penelitan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, droplet dapat bertahan di udara dalam hitungan detik hingga menit sebelum jatuh ke bawah akibat gaya gravitasi.

Namun, untuk partikel aerosol yang berukuran lebih kecil dan sangat halus, mampu bertahan di udara selama beberapa menit, bahkan berjam-jam dalam ruang tertutup dan tanpa ventilasi yang baik.

Mak dari itu, Reisa terus menghimbau seluruh pihak untuk selalu menggunakan masker dengan baik dan benar.

"Jadi, mau membuka masker pikirkan matang-matang, lihat situasi sekitar, kenali ancaman, jangan ambil risiko. Hanya karena kita lengah, kita dapat menyesal kemudian," tandasnya.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU