> >

Satgas Covid-19: GeNose Hanya Berfungsi Untuk Screening Bukan Diagnosis

Update corona | 29 Januari 2021, 16:48 WIB
GeNose pendeteksi Covid-19 karya peneliti UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. (Sumber: Dokumentasi Humas UGM)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan metode yang dipakai GeNose tidak bisa menggantikan swab test PCR yang memiliki fungsi diagnosis Covid-19.

Wiku mengatakan bahwa metode GeNose hanya berfungsi untuk screening atau penyaringan kasus Covid-19 saja.

Baca Juga: Mengenal Genose, Alat Pendeteksi Covid-19 Buatan UGM

"Perlu diingat bahwa metode geNose berfungsi untuk screening dan tidak bisa menggantikan PCR yang berfungsi untuk diagnosis," ujar Wiku, dikutip dari tayangan di kanal YouTube BNPB, Jumat (29/1/2021).

GeNose merupakan alat yang dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Gajah Mada (UGM) sejak Maret 2020 lalu.

Per 5 Februari 2021 mendatang, geNose akan digunakan untuk alat deteksi Covid-19 di stasiun-stasiun kereta api dan terminal.

Alat ini pun sudah mendapat izin dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada 24 Desember 2020.

Untuk penggunaannya, GeNose terbilang relatif mudah. Seseorang akan diminta untuk mengembuskan nafas ke tabung khusus.

Lalu sensor-sensor dalam tabung kemudian akan mendeteksi Volatile Organic Compound (VoC) dalam napas manusia.

Pola VoC dari orang yang sakit dan sehat akan berbeda. Nantinya, data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan sehingga memunculkan hasil.

Penulis : Rizky-L-Pratama

Sumber : Kompas TV


TERBARU