> >

Ada Demonstrasi Anti-Turki dan Bakar Al-Quran, Ankara Batalkan Kunjungan Menhan Swedia

Kompas dunia | 21 Januari 2023, 19:16 WIB
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan bilateral hari Senin, 14 November 2022 di sela KTT G20, meresmikan kesepakatan dagang senilai 4,4 miliar dollar AS atau 68,4 triliun. Otoritas Turki dilaporkan membatalkan secara sepihak rencana kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke negara itu, Sabtu (21/1/2023). (Sumber: BPMI Setpres)

ANKARA, KOMPAS.TV - Otoritas Turki dilaporkan membatalkan secara sepihak rencana kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke negara itu, Sabtu (21/1/2023). Tindakan ini disebut Ankara sebagai balasan atas diizinkannya demonstrasi anti-Turki di Swedia beberapa waktu lalu.

Turki dan Swedia sendiri berselisih mengenai aksesi Stockholm ke NATO, aliansi yang juga dihuni Turki. Ankara menuntut Swedia menindak kelompok-kelompok yang dianggap mengancam Turki sebelum menyetujui aksesi NATO.

Melansir Associated Press, kunjungan Pal Jonson ke Ankara sendiri sedianya akan dilangsungkan pada 27 Januari mendatang. Namun, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menyebut kunjungan koleganya asal Swedia itu sudah "tidak penting lagi."

Lebih lanjut, Akar menyalahkan kebijakan otoritas Swedia yang terus mengizinkan demonstrasi "menjijikkan" yang menurutnya diarahkan langsung ke Turki.

Baca Juga: Bashar Al-Assad Desak Erdogan Tarik Pasukan Turki dari Suriah dan Akhiri Dukungan bagi Pemberontak

Swedia sendiri menghadapi serangkain demonstrasi pada pekan ini. Kepolisian Swedia mengizinkan aksi seorang ekstrem kanan asal Denmark yang hendak berdemonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockhol. Aktivis ekstrem kanan itu hendak membakar Al-Qur'an di depan kedutaan.

Di lain sisi, kelompok-kelompok pro-Kurdi maupun pro-pemerintah Turki dilaporkan juga akan menggelar demonstrasi di Stockholm.

Turki telah memanggil duta besar Swedia pada Jumat (20/1) lalu untuk mengutuk protes-protes di Swedia. Ankara menyatakan, diizinkannya demonstrasi oleh kelompok-kelompok yang terkait Partai Pekerja Kurdistan (PKK) melanggar nota kesepahaman antara Turki dengan Swedia dan Finlandia.

Nota kesepahaman itu memuat kesediaan Turki tidak memveto aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO. Sebagai gantinya, kedua negara itu harus turut mengakui PKK sebagai kelompok teroris. Selain Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa juga menetapkan organisasi politik Kurdistan tersebut sebagai teroris.

Baca Juga: Erdogan Tegaskan Bila Ingin Gabung NATO, Swedia dan Finlandia Harus Deportasi 130 'Teroris'

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU