> >

Pengakuan Pria Kolombia yang Meninggal Disuntik Mati: Saya Ingin Kematian yang Bermartabat

Kompas dunia | 8 Januari 2022, 17:54 WIB
Victor Escobar, duduk di tepi tempat tidur di kediamannya di Cali, Kolombia, Kamis (6/1/2022). Meskipun bukanlah pasien penyakit yang tidak dapat disembuhkan, Escobar dapat menjalani euthanasia atau suntik mati secara legal pada Jumat (7/1/2022). (Sumber: AP Photo/Ivan Valencia)

Jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Kolombia mendukung penerapan euthanasia bagi orang-orang seperti Escobar.

Namun, sejauh ini, legislatif belum secara resmi mengikuti jejak pengadilan dengan mengizinkannya secara eksplisit.

Beberapa anggota legislatif bahkan tetap sangat menentang.

Pada Juli, Gereja Katolik mengeluarkan pernyataan, “setiap tindakan atau kelalaian dengan maksud memprovokasi kematian untuk mengatasi rasa sakit, merupakan pembunuhan”.

Escobar menyadari pentingnya kasusnya yang merupakan kasus pertama di Amerika Latin. 

Baca Juga: Nelayan Aceh Minta Disuntik Mati, Trauma karena Didatangi Aparat Setiap Hari

Kematian yang Bermartabat

“Ini pintu agar pasien seperti saya, dengan penyakit degeneratif punya kesempatan untuk (mengalami) kematian yang bermartabat,” ujarnya pada Kamis (6/1/2022).

Bahkan morfin tak mampu meredakan kesakitan yang dirasakan Escobar.

Obat-obatan lain pun, imbuh Escobar, sudah kehilangan efeknya.

Escobar jatuh sakit sejak 2008, setelah dua kali stroke menyebabkan setengah tubuhnya lumpuh.

Setelahnya, ia kemudian mengalami penyakit paru obstruktif kronik, hipertensi, diabetes, arthrosis parah dan sindrom persimpangan costochondral, peradangan menyakitkan di mana tulang rusuk bertemu dengan tulang dada.

Lebih dari dua tahun, Escobar berjuang agar dapat menjalani euthanasia secara legal.

Hakim menolak permohonannya dua kali karena penyakitnya belum dianggap tak dapat disembuhkan. 

Baca Juga: Mereka yang Minta Disuntik Mati: Dari Nelayan Aceh, Penderita Mag Kronis, hingga Lulusan S2

Sebelumnya, pada Oktober lalu, hakim mengizinkan euthanasia sukarela bagi Martha Sepulveda, yang menderita amyotrophic lateral sclerosis, penyakit sistem saraf yang melemahkan otot dan fungsi fisik.

Namun, suntik mati itu dibatalkan beberapa jam sebelum jadwal, setelah peliputan berita intensif membuat komite medis klinik itu berubah pikiran.

Escobar berharap, kasusnya akan mengarah pada legalisasi aktual dan regulasi kematian yang dibantu bagi pasien dengan penyakit non-terminal, atau bisa disembuhkan. 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU