> >

Sri Mulyani: Anggota G20 Mengutuk Perang Rusia-Ukraina, Ini Pelanggaran Hukum Internasional

Ekonomi dan bisnis | 21 April 2022, 06:56 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan struktur APBN 2023 saat konferensi pers terkait Hasil Sidang Kabinet Paripurna, Rabu (16/2/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil pertemuan kedua Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 sepakat menyerukan perang antara Rusia dan Ukraina segera dihentikan.

Lantaran, kata Sri Mulyani, perang antara Rusia dan Ukraina tidak dapat dibenarkan dan merupakan pelanggaran hukum internasional.

Demikian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers FMCBG G20 Ke-2 sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (21/4/2022).

“Banyak anggota mengutuk perang sebagai tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan dan pelanggaran hukum internasional,” ucap Sri Mulyani.

Dalam keterangannya, Sri Mulyani menjelaskan jika forum FMCBG yang diselenggarakan di Washington D.C., Amerika Serikat, berlangsung dalam situasi yang menantang.

Baca Juga: Wakil Rusia Bicara di Pertemuan G20 Washington, Menkeu AS dan Beberapa Negara Walk Out

Sebab dampak dari adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut dan dirasakan oleh negara-negara di luar Eropa.

Di samping itu, sambung Sri Mulyani, Anggota G20 juga menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang krisis kemanusiaan, ekonomi, dan keuangan akibat dampak dari perang Rusia dan Ukraina.

Bagi anggota G20, perang Rusia dan Ukraina harus segera dihentikan karena berpotensi menghambat proses pemulihan ekonomi global serta meningkatkan kekhawatiran khususnya terkait ketahanan pangan dan harga energi.

Tak hanya itu, ujar Sri Mulyani, Anggota G20 juga menilai perang telah membuat pertumbuhan serta pemulihan jauh lebih kompleks sekaligus melemahkan kesiapsiagaan dan respons global dalam menangani pandemi termasuk terhadap sektor kesehatan.

Baca Juga: Ini Syarat Pertemuan G20 yang Akan Dihadiri Menkeu AS Di Washington

Terutama, untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan rentan akan sangat terpengaruh karena mereka sudah menghadapi berbagai tantangan lain seperti ruang fiskal yang terbatas dan utang yang tinggi.

Berkaca dari kondisi tersebut, Sri menuturkan anggota G20 pun menggarisbawahi peran penting forum utama kerja sama ekonomi internasional untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang beragam dan kompleks saat ini.

“Dan memimpin dunia kembali ke pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, inklusif dan seimbang,” tegas Sri Mulyani.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU