Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Pembunuh Bos Depot Air Minum Isi Ulang di Semarang Tak Menyesal, Psikolog Sorot Kecerdasan Pelaku

Kompas.tv - 12 Mei 2023, 18:42 WIB
pembunuh-bos-depot-air-minum-isi-ulang-di-semarang-tak-menyesal-psikolog-sorot-kecerdasan-pelaku
Muhammad Husen (28), pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap bos air minum isi ulang di Semarang, Jawa Tengah. (Sumber: Tribunbanyumas.com/Iwan Arifianto)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel, menyoroti tingkat kecerdasan Muhammad Husen (28) yang merasa puas dan tidak menyesal setelah membunuh dan memutilasi bos depot air minum isi ulang, Irwan Hutagalung (53), di Semarang, Jawa Tengah.

“Perkiraan saya bukan pada masalah kepribadian ya, tetapi boleh jadi pada tingkat kecerdasan. Silakan otoritas terkait melakukan pemeriksaan terhadap kepribadian dan juga kecerdasan,” ucapnya dalam dialog Kompas Petang Kompas TV, Jumat (12/5/2023)..

Reza berharap apapun hasil pemeriksaan terhadap kepribadian dan kecerdasan tersangka, proses hukum tetap berjalan.

Baca Juga: Polisi Gelar Pra Rekonstruksi Husen Bunuh dan Mutilasi Bos Depot Air Minum di Semarang

“Apa pun itu, bagaimana pun potret kepribadian dan tingkat kecerdasan si tersangka ini, sungguh-sungguh saya berharap bahwa proses hukum bisa berjalan,” harapnya.

“Artinya, kepribadiannya akan terpotret sebagai individu yang normal juga dengan kecerdasan yang memadai, sehingga yang bersangkutan dianggap punya kompetensi untuk bertanggung jawab secara pidana.”

Menjawab pertanyaan tentang pelaku yang tega memutilasi dan mengecor korban, Indra mengatakan, hal itu justru mengindikasikan tersangka memiliki kecerdasan yang memadai.

“Ini mengindikasikan ia memiliki kecerdasan yang paling tidak memadailah, standarlah.”

Kecerdasan yang standar, lanjut Reza, memungkinkan pelaku untuk menarik tali temali tentang apa yang dia alami, kesakitan yang dia derita, dan cara untuk menghindari atau menghentikan kesakitan tersebut, meski cara yang digunakan adalah salah dan jahat.

Upaya tersangka untuk menghilangkan barang bukti dan menghapus jejak seusai melakukan pembunuhan, menurut Reza, juga menunjukkan kecerdasan standar.

“Begitu pula saat setelah melancarkan aksinya, ternyata tersangka ini tetap mempunyai kecerdasan untuk menghilangkan barang bukti, yaitu jasad korban.”

“Menghilangkan barang bukti sedemikian rupa, sekali lagi merupakan indikasi bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa tersangka ini memiliki kecerdasan yang paling tidak standar atau memadai,” tegasnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x