Kompas TV regional hukum

Tukang Becak Belajar 3 Hari Bobol Rekening BCA Rp320 Juta, Sisa Rp48 Juta, Dipakai untuk Apa Saja?

Kompas.tv - 25 Januari 2023, 10:06 WIB
tukang-becak-belajar-3-hari-bobol-rekening-bca-rp320-juta-sisa-rp48-juta-dipakai-untuk-apa-saja
Foto ilustrasi. Suasana pelayanan nasabah di salah satu kantor cabang BCA. Seorang tukang becak di Surabaya berhasil mengelabui teller BCA dan menarik uang tunai sebesar Rp320 juta yang bukan miliknya. (Sumber: Kontan.co.id)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

Namun, pihak BCA menolak mengganti uang korban, karena merasa sudah menjalankan proses pencairan dana sesuai standar operasional prosedur. 

Pada umumnya, bank menerapkan syarat seperti KTP, buku tabungan, kartu ATM, dan PIN ATM untuk penarikan tunai di teller.

Ada juga yang meminta nasabah untuk difoto ulang saat di teller, untuk mencocokan dengan foto di KTP elektronik. 

Diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, pengamat perbankan dari Binus University Doddy Arifianto mengatakan, tiap bank punya SOP yang berbeda dalam pencairan dana di teller. Hal itu juga tidak diatur secara detil oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Ada yang saklek (ketat), ada yang longgar. Kalau bank pakai cek kornea mata nasabah, itu mahal sekali investasinya. Apalagi bank sekelas BCA, BRI, Mandiri, itu kan nasabahnya jutaan. Harus diminta satu-satu data kornea nasabahnya," kata Doddy kepada KOMPAS.TV, Selasa (24/1). 

Baca Juga: Keluarga Korban yang Uangnya Dikuras Tukang Becak Ancam Gugat BCA

Ia menyampaikan, semakin ketat SOP yang diterapkan bank, juga akan mempengaruhi kenyamanan nasabah. Biasanya, semakin ketat bank semakin kurang nyaman bagi nasabah. 

"SOP itu bagian dari service bank. Pihak bank juga pastinya tidak mau nasabah merasa seperti di penjara, harus begini harus begitu," ujar Doddy. 

Namun, Doddy menilai teller bank juga bukan robot yang hanya mengikuti SOP. Seorang teller bank harus punya insting dengan profil nasabah yang dihadapinya. 

"Pertama, zaman sekarang itu udah jarang banget orang tarik tunai ratusan juta di bank. Karena seperti mengundang bandit. Harusnya teller bank bertanya soal itu (tarik tunai ratusan juta)," ucap Doddy. 

Terkait hal ini, pihak teller BCA memang sempat bertanya kepada pelaku, mengapa hanya sendirian datang ke bank untuk mengambil uang Rp320 juta. Kemudian dijawab oleh pelaku, jika ada keluarganya yang menunggu di mobil. 

Namun, teller BCA yang bertugas saat itu memang tidak meminta pelaku untuk membuka maskernya. Padahal menurut Doddy, harusnya teller meminta setiap nasabah membuka maskernya, agar wajahnya bisa terlihat jelas. 

"Bisnis bank jangan seperti robot, mereka kan dititipin uang banyak dari nasabah, hasil kerja bertahun-tahun,"  sebutnya. 

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Tukang Becak Kuras Rp320 Juta, Ternyata Uangnya untuk Berobat Istri Korban

"Kalau di teller harusnya dibuka maskernya. Kalau ada verifikasi dengan foto ulang lebih bagus lagi. Begitu fotonya tidak sama kan pasti mencurigakan," tambahnya. 

Selain itu, setiap bank juga harus menjalankan prinsip Know Your Customer dengan baik. 


 

"Misalnya, ada nasabah yang jarang transaksi, lalu tiba-tiba menarik dana dalam jumlah besar. Kalau robot akan langsung dijalankan transaksi itu. Tapi teller kan tidak bekerja sendiri. Dia bisa tanya atasannya yang ada disitu," jelas Doddy.

Di sisi lain, ia menilai pihak nasabah juga teledor. Lantaran pelaku dengan mudahnya mencuri buku tabungan, KTP, kartu ATM, hingga mengetahui PIN ATM.

"Karena nasabah yang bertanggung jawab dengan data-data pribadi dia. Sampai PIN ATM itu bagaimana ceritanya. Kalau banyak nasabah yang teledor, bisa bobol perbankan. Enggak ada yang mau bisnis bank," pungkas dia.



Sumber : Antara, Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x