Kompas TV nasional politik

Punya Jagoan Sendiri, Gerindra Tak Lagi Usung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024

Kompas.tv - 18 April 2024, 20:15 WIB
punya-jagoan-sendiri-gerindra-tak-lagi-usung-anies-di-pilkada-dki-jakarta-2024
Gubernur DKI Jakarta saat dijabat Anies Baswedan ketika meresmikan penggunaan Halte Bundaran HI di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Sabtu (15/10/2022). (Sumber: Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP Partai Gerindra akan mengusung calon sendiri dalam Pilkada serentak 2024 di DKI Jakarta.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menggodok sejumlah nama yang akan diusung calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta.

Kader Gerindra digadang-gadang akan maju sebagai Cagub DKI Jakarta di antaranya mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

Kemudian kader muda Partai Gerindra Budi Djiwandono dan Moreno Soeprapto. Budi dan Moreno merupakan anggota DPR RI periode 2019-2024.

Muzani menyatakan, nama-nama yang muncul masih dalam tahap penggodokan di DPP Partai Gerindra.

"Ya masih digodok, belum matang," ujar Muzani di kompleks parlemen, Kamis (18/4/2024).

Baca Juga: Indikator Politik Sebut Elektoral Ridwan Kamil Tertinggi di Pilkada DKI, Selisih Tak Jauh Sama Anies

Terkit peluang mengusung Anies Baswedan kembali di Pilkada DKI Jakarta, Muzani seolah lupa Gerindra pernah mendukung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Muzani malah bertanya balik siapa Anies yang dimaksud. 

"Mengusung siapa? Anies siapa?" ujar Muzani sembari tertawa. 

Namun saat ditegaskan kembali, Muzani meyatakan bahwa Gerindra tengah mempertimbangkan nama lain dan Anies tidak masuk dalam daftar pertimbangan Gerindra. 

"Kita punya jagoan sendiri," ujar Muzani.

Baca Juga: Projo Bongkar Skema Pilkada DKI: Kalau Anies Maju, Ridwan Kamil Maju

Di sisi lain, Muzani juga menjelaskan soal rencana Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk melanjutkan kerja sama di Pilkada 2024. 

Namun hal itu perlu pembicaraan lebih intens karena konstelasi politik di daerah berbeda dengan tingkat nasional. 

"(kerja sama di Pilkada) tidak gampang, karena untuk kasus beberapa provinsi dan beberapa daerah itu ternyata ada muatan-muatan politik lokal yang tidak gampang dipertemukan," ujar Muzani.


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x