Kompas TV nasional humaniora

Kerusuhan Pulau Rempang, BP Batam Jamin Aliran Listrik 24 Jam ke Hunian Warga Terdampak Proyek

Kompas.tv - 13 September 2023, 11:02 WIB
kerusuhan-pulau-rempang-bp-batam-jamin-aliran-listrik-24-jam-ke-hunian-warga-terdampak-proyek
Bentrok antara warga dan tim gabungan di Pulau Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akhirnya pecah. Ratusan orang yang mengaku masyarakat setempat memblokir jalan karena menolak masuknya tim gabungan yang hendak melakukan pengukuran lahan di Pulau Rempang tersebut. (Sumber: DOK. BP BATAM)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

BATAM, KOMPAS.TV- Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau menjamin adanya aliran listrik selama 24 jam di hunian baru warga Rempang di Dapur 3 Sijantung. Hunian itu adalah hunian relokasi yang disediakan pemerintah bagi warga Rempang yang terdampak proyek Rempang Eco City.

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan, fasilitas listrik di hunian baru akan jauh lebih baik dari yang ada di perkampungan warga saat ini.

"Listrik akan kita masukkan langsung permanen, tidak seperti sekarang yang hidup jam 6 sore, mati jam 6 pagi. Ke depan akan 24 jam hidup dari listrik PLN ini sendiri," kata Rudi di Batam, Selasa (12/9/2023).

Hunian baru itu juga akan mendapat pasokan air bersih dari Bendungan Sei Gong yang berada di kawasan Sijantung dan sudah masuk ke jalur RSKI Galang.

Baca Juga: Panglima TNI Terjunkan Polisi Militer Cegah Anggota TNI Jadi Provokator Keributan di Rempang

"Air akan kita selesaikan, di sana ada sungai Gong yang hari ini sudah masuk ke jalur RSKI sehingga kita tarik ke atas dan masuk ke sana, anggaran akan BP siapkan," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Di lokasi yang sama, BP Batam juga menyiapkan sejumlah fasilitas lainnya seperti sarana pembelajaran dari tingkat SD hingga SMA/SMK, sarana ibadah, hingga sarana olahraga.

BP Batam juga akan membuat dermaga untuk tambatan sampan bagi warga Rempang yang berprofesi sebagai nelayan dan untuk kepentingan bongkar muat.

"Sesuai dengan jumlah anak-anak kita yang lagi sekolah di sana. Kemudian masjid juga akan dibangun, karena itu sangat luas sekali tidak mungkin hanya bangun satu masjid saja, ini bisa jadi bangun 5 atau 6 masjid. Gereja juga sama," terangnya.

Baca Juga: BP Batam Berikan Uang Sewa Rp1,2 Juta per Bulan untuk Hunian Sementara Warga Pulau Rempang

Rudi menjelaskan hunian baru yang disiapkan itu berupa rumah tipe 45 senilai Rp120 juta dengan luas tanah maksimal 500 m2. Total lahan yang disediakan adalah 2.000 hektare untuk 700 keluarga yang terdampak. Namun pembangunannya memang membutuhkan waktu, sehingga tidak bisa selesai semua tahun ini.

"Bagi yang mau pindah duluan akan kita berikan duluan sertifikatnya. Artinya siapa yang dengan sukarela yang sudah daftar sudah cukup banyak. Sertifikat bisa kita keluarkan dulu, akan diberikan dulu kepada mereka masyarakat akan terima gratis,” jelasnya.

Sambil menunggu hunian baru selesai, warga akan dipindah ke sejumlah rumah susun (rusun) yang disiapkan. Adapun rusun yang disiapkan BP Batam untuk hunian sementara adalah Rusun BP Batam sebanyak lima rusun, Rusun Pemkot Batam sebanyak tiga rusun, Rusun Jamsostek sebanyak tiga rusun, serta ruko dan perumahan di tiga lokasi.

"Tapi banyak protes karena seperti lansia yang tidak mungkin naik tangga lagi, karena di rusun tidak ada lift. Maka kami juga menyiapkan rumah landed tapi tidak cukup," ucap Rudi.

Baca Juga: Apakah PSN Pulau Rempang Perhatikan Kesejahteraan Warga? PBHI: Jauh dari Perspektif HAM



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x