Kompas TV nasional rumah pemilu

Survei Litbang Kompas: Ganjar Populer di Pemilih Perempuan, Prabowo di Laki-laki

Kompas.tv - 25 Mei 2023, 07:51 WIB
survei-litbang-kompas-ganjar-populer-di-pemilih-perempuan-prabowo-di-laki-laki
Jokowi bersama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Panen Raya Kebumen, soal dua di Pilpres 2024, Gerindra ogah hanya jadi wakil (Sumber: Sekretariat Presiden )
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Iman Firdaus

 

Ibarat kata, di isu pemilih perempuan dan laki-laki, pola yang dialami Anies berada di antara pola yang dialami Ganjar dan Prabowo. 

Tentu saja, pada akhirnya, baik kelompok pemilih perempuan dan laki-laki, memiliki kriteria dan kalkulasi sendiri dalam menentukan sosok terbaik sebagai calon presiden.

Hal menarik lainnya selain ada pergeseran orientasi pilihan dari kelompok pemilih perempuan, yang cenderung menipis antara Ganjar dan Prabowo, latar belakang kriteri capres juga mulai bergeser di pemilih perempuan ini. 
Sementara kelompok responden laki-laki sejauh ini relatif, militer adalah latar belakang yang banyak dipilih untuk menjadi capres.

Meningkatnya suara pemilih perempuan yang memilih Prabowo yang antara lain pernah menjadi Panglima Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) dalam karier militernya, bisa jadi disebabkan pergeseran kriteria latar belakang tokoh yang diinginkan pemilih perempuan.

Pada survei periodik Januari 2023, kurang lebih sepertiga pemilih perempuan (37,4 persen) memilih capres yang memiliki pribadi sederhana dan merakyat sebagai kriteria utama.

Kemudian yang memiliki pengalaman dan prestasi sebagai pemimpin (kepala daerah/menteri/lembaga negara) sebanyak 21,8 persen, lalu berikutnya diikuti kriteria tegas dan berwibawa (21,1 persen).Namun pada survei terbaru kali ini, kriteria tersebut cenderung bergeser. 

Pemilih perempuan lebih condong memilih tokoh yang tegas dan berwibawa sebagai kriteria utama menjadi capres. Hal ini diakui 27,5 persen pemilih perempuan dalam survei.

Pengakuan tersebut selaras dengan latar belakang capres yang paling diinginkan berasal dari kalangan militer (TNI/Polri) sebagai representasi sikap tegas dan berwibawa. 

Sebanyak 20,9 persen pemilih perempuan kini mengidolakan tokoh dari militer untuk menjadi capres. 

Angka tersebut meningkat 3,3 persen dibanding survei empat bulan sebelumnya.

Kriteria latar belakang capres dari militer ini menggeser kriteria utama yang diungkap pemilih perempuan pada survei sebelumnya, yaitu kepala daerah (gubernur/walikota/bupati). 

Pada survei Mei 2023, capres berlatar belakang kepala daerah berada di urutan kedua dan mendapat suara 20,1 persen, turun dari 22,4 persen.

Pemilih perempuan juga mempertimbangkan faktor capres yang memiliki pengalaman dan prestasi sebagai pemimpin (kepala daerah/menteri/lembaga negara), mengikuti kriteria sosok yang sederhana dan merakyat yang menjadi kriteria kedua untuk dipilih.

Berubahnya kepala daerah yang paling diidolakan sebagai capres menjadi tokoh berlatar belakang militer, ditengarai ada dampak dari naiknya elektabilitas Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto.

Gerindra berhasil memanfaatkan keunggulan Prabowo dalam citra ketegasan militer dan tetap sejalan dengan arah politik Jokowi hingga elektabilitasnya naik 4,3 persen, tercatat tertinggi sejak survei Kompas Oktober 2019.

Meskipun demikian, dinamika bursa capres masih sangat cair. Berbagai kemungkinan dan perubahan masih bisa terjadi, termasuk sikap politik pemilih perempuan. 

Baca Juga: Survei Litbang Kompas Terkini: Elektabilitas Prabowo, Ganjar dan Anies Ada di Nomor Berapa?

Adapun survei Litbang Kompas yang dilakukan secara periodik melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan pada 29 April-10 Mei 2023. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. 

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian lebih kurang 2,83 persen dalam konsisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
 



Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x