Kompas TV nasional rumah pemilu

Survei: Pendukung Jokowi dan Prabowo dalam Pilpres 2019 Kompak Pilih Ridwan Kamil di Pilgub DKI

Kompas.tv - 11 Mei 2023, 18:27 WIB
survei-pendukung-jokowi-dan-prabowo-dalam-pilpres-2019-kompak-pilih-ridwan-kamil-di-pilgub-dki
Presiden Jokowi (kanan) ditemani Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam penyerahan Pesawat Super Hercules C-130J hari ini, Rabu (8/3/2023) (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sebagian pendukung Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, kompak memilih Ridwan Kamil di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.

Hal tersebut berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 24 Februari hingga 3 Maret 2023 di wilayah DKI Jakarta.

Dalam hasil survei yang dirilis pada hari ini, Kamis (11/5/2023), sebanyak 20,4 persen responden pendukung Jokowi pada Pilpres 2019, memilih Ridwan Kamil jika Pilgub DKI Jakarta dilaksanakan sekarang.

Sedangkan pendukung Prabowo yang memilih gubernur Jawa Barat itu sebanyak 26,7 persen.

Kemudian 17,7 persen pendukung Jokowi di Pilpres 2019 memilih Wali Kota Solo yang juga putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Sementara lainnya mendukung Menparekraf Sandiaga Uno (17,7 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (9,5 persen), Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (9 persen).

Kemudian politikus NasDem Ahmad Sahroni (5,3 persen), mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (4,4 persen), Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (1,2 persen).

Adapun 14,7 persen responden tidak menjawab.

Baca Juga: Zaki Sebut Golkar Usulkan Namanya Maju Pilgub DKI Jakarta, tapi Masih Fokus Pemilu dan Pilpres

Sedangkan dari pemilih Prabowo, sebanyak 21,1 persen memilih Sandiaga Uno; 15,7 persen memilih AHY; 14,5 persen memilih Ahmad Sahroni; 8,5 persen memilih Riza Patria; 3,6 persen memilih Heru, 2,3 persen memilih Gibran; dan 0,4 persen memilih Bima Arya.

Sedangkan 7,2 persen responden tidak menjawab.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia tentang pemilih parpol pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta mendatang. (Sumber: Indikator Politik Indonesia)

Sementara berdasarkan pilihan partai politik, sebanyak 24,6 persen dari total pemilih PDIP, memilih Gibran Rakabuming Raka; 19,8 persen memilih Sandiaga Uno; 17,2 persen memilih Ridwan Kamil.

"Pemilih PDI Perjuangan, 23 persen, cenderung lari ke Gibran, kemudian ada yang ke Sandiaga Uno sebanyak 19,8 persen, ke Ridwan Kamil 17,2 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei tersebut, Kamis (11/5/2023).

Mayoritas pemilih Gerindra di DKI Jakarta memilih Ridwan sebagai Gubernur DKI Jakarta, yakni 36 persen. Kemudian 25,5 persen memilih Sandiaga, dan 9,8 persen memilih Ahmad Sahroni.

"Gerindra, pemilihnya sekarang ini belum solid ke Riza Patria. Kebanyakan pemilih Gerindra lari ke Ridwan Kamil sebanyak 36 persen. Kemudian 25,5 persen lari ke Sandi, yang lari ke Ahmad Riza Patria 6,3 persen."

Baca Juga: Hasil Survei Indikator Politik Indonesia: Anies Baswedan Menang Pilpres di DKI Jakarta

Hampir sama dengan Gerindra, mayoritas pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih Ridwan sebagai Gubernur DKI Jakarta, jumlahnya sebanyak 27,4 persen.

Disusul dengan pemilih Sandiaga sebanyak 23,8 persen, dan Sahroni 9,8 persen.

Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih, atau sudah di atas 17 tahun atau sudah menikah.

“Sampel basis kami adalah 820 responden, tapi untuk kebutuhan lain hal kami melakukan over sample di dapil DKI 1 dan DKI 2, masing-masing 800, sehingga total sampel ada 2620,” kata Burhanuddin.

Dia menjelaskan, sampel basis tingkat provinsi ada 820 responden, dengan margin of error 3,5 persen, dan dengan derajat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Anies Soal Namanya Sering Nomor 3 di Survei: Saya di Pilkada DKI Tak Pernah Nomor 1, Hasilnya?

“Proses wawancara dilakukan secara tatap muka, kemudian kami melakukan quality control, dan kami tidak menemukan kesalahan yang berarti.”

Indikator Politik Indonesia tidak memasukkan warga Kepulauan Seribu dalam sampel karena total pemilihnya hanya 0,2 persen dari populasi warga DKI Jakarta, dan secara akses juga menyulitkan.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x