Kompas TV nasional hukum

Curahan Hati Ayah Baiquni Wibowo: Saya Sedih, Kariernya Tidak Sesuai Harapan Saya

Kompas.tv - 10 Februari 2023, 07:37 WIB
curahan-hati-ayah-baiquni-wibowo-saya-sedih-kariernya-tidak-sesuai-harapan-saya
Terdakwa obstruction of justice terhadap penyidikan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Baiquni Wibowo saat menjalani persidangan.  (Sumber: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO.)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ayah Terdakwa kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice Baiquni Wibowo, Brigjen Pol (Purn) Sunarjono mengaku sedih.

Harapan yang ditumpu kepada anaknya untuk melanjutkan karier di kepolisian tidak sesuai dengan kenyataan.

Sebab, Baiquni Wibowo didakwa terlibat dalam kasus perintangan penyidikan tewasnya Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di rumah dinas Ferdy Sambo yang ketika itu menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.

Baiquni bahkan juga telah disidang etik dengan putusan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) dan posisinya masih banding.

Kini, putra ketiga mantan Dirtipidum Bareskrim Polri Tahun 2007 tersebut tengah menunggu sidang vonis yang dijadwalkan 24 Februari 2023.

“Ya pasti sedih, tidak sesuai dengan harapan saya, (Harapan) saya sebagai purnawirawan dia sebagai orang yang meneruskan,” ucap Brigjen Pol (Purn) Sunarjono dalam Program Rosi KOMPAS TV, Kamis (9/2/2023) malam.

“Kalau sampai dia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan, saya kecewa ya pasti ada, sedih pasti ada, tapi saya akan tetap melakukan pembelaan sesuai ketentuan.”

Baca Juga: Perjalanan Baiquni Wibowo Jadi Polisi Diungkap sang Ayah: Tidak Sama Sekali Minta Bantuan

Diceritakan Sunarjono, hingga 11 Juli 2022, Baiquni Wibowo masih menilai jika peristiwa tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo adalah tembak menembak.

Sebagaimana cerita yang dibuat dan dibangun oleh Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo untuk menuntupi peristiwa sebenarnya.

Disamping itu, kata Sunarjono, putranya itu menceritakan ada proses pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik dan menguatkan bahwa itu peristiwa tembak menembak.

Brigjen Pol (Purn) Sunarjono, ayah Terdakwa Kasus Perintangan Penyidikan atau Obstruction Of Justice Baiquni Wibowo mengungkap cerita perjalanan anaknya menjadi seorang perwira Polri di Program Rosi KOMPAS TV. (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)

“Kan diukur arah tembakan, dia tetap berkeyakinan tembak menembak,” ujar dia.

Namun, Sunarjono blak-blakan mengaku kepada Rosi jika dirinya tidak mempercayai 100 persen tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo karena tembak menembak.

“Saya enggak percaya, terus terang enggak percayalah, 100 persen enggak percayalah,” tegas Sunarjono.

Sebagaimana diketahui, Ferdy Sambo memang membungkus cerita tewasnya Brigadir J dengan peristiwa tembak menembak yang diawali dengan tudingan pelecehan seksual terhadap istrinya, Putri Candrawathi.

Baca Juga: Baiquni: Sejarah akan Mencatat Ferdy Sambo Pimpinan yang Bawa Petaka untuk Anak Buah dan Keluarganya

Kini, peristiwa sesungguhnya Brigadir J tewas terbuka ke publik bukan sebagai tembak menembak melainkan pembunuhan berencana.

Brigadir J, berdasarkan hasil forensik mengalami 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak ke luar dengan 2 tembakan yang mengenai posisi fatal.

Lima orang pun menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana, antara lain Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Ricky Rizal Wibowo, dan Richard Eliezer.

Tidak hanya itu, kasus yang diselimuti dengan skenario bohong juga turut menyeret puluhan anggota Polri.


 

Mulai dari sidang etik hingga pidana perintangan penyidikan atau obstruction of justice. Untuk perkara perintangan pemyidikan, duduk sebagai terdakwa antara lain Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Arif Rachman Arifin, Chuck Putranto, Baiquni Wibowo, dan Irfan Widyanto.

Kini para terdakwa tersebut, baik untuk kasus pembunuhan berencana dan perintangan penyidikan tinggal menunggu putusan hakim.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x