Kompas TV nasional politik

Jadi Penguji Disertarsi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ini Pertanyaan Megawati Soekarnoputri

Kompas.tv - 6 Juni 2022, 16:33 WIB
jadi-penguji-disertarsi-sekjen-pdip-hasto-kristiyanto-ini-pertanyaan-megawati-soekarnoputri
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi Doktoral di Universitas Pertahanan, Bogor, Senin (6/6/2022). (Sumber: istimewa)
Penulis : Vidi Batlolone | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS. TV – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjalani Sidang Promosi Doktoral di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Bogor, Senin (6/6/2022). Hasto mengangkat tema "Diskursus Pemikiran Politik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara"

Salah satu penguji dalam sidan disertasi tersebut adalah Presiden ke 5 Megawati Sokearnoputri yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut Megawati, inilah pertamakalinya dia menjadi penguji dalam suatu sidang doktoral.  

Megawati Soekarnoputri menjadi penguji pertama yang menyampaikan pertanyaan kepada Hasto Kristiyanto. Apa yang ditanyakan Megawati kepada Hasto?

Megawati sempat berseloroh bahwa sebelum sidang Doktoral tersebut, Hasto sebagai orang dekatnya kerap bertanya soal pertanyaan apa yang diajukan Megawati. Tapi Megawati menolak memberitahunya.

“Itu namanya kolusi dong,” kata Megawati yang disambut tawa tamu yang hadir dalam disertasi tersebut.

Baca Juga: Deretan Pejabat Hadiri Sidang Promosi Doktoral Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Megawati lalu menerangkan bahwa Presiden Pertama Soekarno pernah berpidato dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 30 September 1960. Saat itu sang proklamator membawakan pidato berjudul “Membangun Dunia Kembali” (To Build The World an New).

Saat Soekarno selesai berpidato, para peserta sidang umum lantas melakukan standing ovation (tepuk tangan sambal berdiri).

“Apa artinya? Secara reflek sebetulnya apa yang dipidatokan beliau disetujui orang yang mendengarkan,” kata Megawati.

Karena itu Megawati kemudian mengajukan pertanyaan soal penerapan atau implementasi teori Geopolitik Soekarno dalam situasi global saat ini.

“Bagaimana teori geopolitik Bung Karno bisa menjadi solusi alternatif terhadap persoalan geopolitik saat ini, jadi pada masa sekarang ini. Coba rekomendasi kebijakan apa yang diusulkan?“ tanya Megawati.

Baca Juga: Hasto Sebut PDIP Tidak Khawatir Sejumlah Parpol Sudah Berkoalisi, Ini Alasannya

Hasto menerangkan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi atas disertasinya.

"Pemikiran Geopolitik Soekarno bercorak kritis sebagai progressive geopolitical coexistence berdasarkan body of knowledge dan 7 variabel geopolitik Soekarno," ucap Hasto saat menerangkan kesimpulan pertamanya. Ketujuh variabel itu yakni: Demografi, Teritorial, Sumber Daya Alam, Militer, Politik, Ko-Eksistensi Damai serta Sains dan Teknologi.

Hasto melanjutkan bahwa pengaruh Soekarno terhadap kepentingan nasional dan pertahanan negara di antaranya pembebasan Irian Barat, Peta Jalan Koridor Kepentingan Nasional, dan Peta Jalan Pertahanan, dan ditandai tingginya Indeks Pertahanan Negara.

"Siklus Pemikiran Geopolitik Soekarno mengintegrasikan kebijakan negara terkait geopolitik, kepentingan nasional, diplomasi, dan pertahanan negara," kata Hasto.

Baca Juga: Jawab Hasto Kristiyanto Soal Suara PDIP Naik Jika Usung Ganjar Pranowo bukan Puan

Hasto juga menyimpulkan Pasifik sebagai pivot dunia. "Pancasila sebagai life line dunia baru dan pengaruhnya terhadap dunia, terlihat dari perubahan konstelasi bipolar menjadi multipolar, serta perubahan struktur Dewan Keamanan PBB," kata Hasto.

Menurutnya, ciri pokok Pemikiran Geopolitik Soekarno: Pancasila sebagai ideologi geopolitik guna membangun tata dunia baru melalui penggalangan solidaritas bangsa yang mengedepankan koeksistensi damai, bagi struktur dunia yang lebih berkeadilan.

"Tujuh variabel pemikiran geopolitik Soekarno dapat menjadi peta jalan kebijakan pertahanan negara, dalam mengkaji dan melahirkan kebijakan pertahanan negara. Hasil uji Structural Equation Modelling (SEM), menunjukkan kuatnya pengaruh kepentingan Nasional, politik, dan teknologi terhadap pertahanan negara," ucap Hasto.

Untuk rekomendasi yang bersifat praktis, Hasto mengusulkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk membangun kekuatan pertahanan negara, atas cara pandang geopolitik Soekarno.

"Bersama Kemenlu, dan Kemhan untuk merumuskan kembali kebijakan luar negeri dan pertahanan negara, atas cara pandang geopolitik," ucapnya.

Hasto juga menyebutkan agar Kemhan bersama Unhan dan Lemhannas dapat melakukan kajian komprehensif, guna merumuskan kembali strategi, doktrin dan postur pertahanan berdasarkan teori geopolitik Soekarno.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x