Kompas TV nasional update corona

Kemenkes: jika Subvarian Omicron BA.2 Meningkat, Aktivitas di Awal Ramadan 2022 Bakal Dibatasi

Kompas.tv - 17 Maret 2022, 19:00 WIB
kemenkes-jika-subvarian-omicron-ba-2-meningkat-aktivitas-di-awal-ramadan-2022-bakal-dibatasi
Juru bicara pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi. Nadia menjelaskan, kebijakan pengetatan di awal bulan Ramadan dimaksudkan untuk menjaga agar di saat Idul Fitri 2022, risiko masyarakat yang terpapar subvarian Omicron BA.2 menurun. (Sumber: YouTube Kemenkes)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong adanya pengetatan di awal bulan Ramadhan di awal April 2022 mendatang. 

Kebijakan ini sebagai antisipasi dari penyebaran subvarian Omicron BA.2 di tengah masyarakat. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, kebijakan pengetatan di awal bulan Ramadan dimaksudkan untuk menjaga agar di saat Idul Fitri 2022, risiko masyarakat yang terpapar subvarian Omicron BA.2 menurun.

Baca Juga: 4 Fakta Varian Deltacron Gabungan Delta dan Omicron, Apakah Lebih Berbahaya?

Dalam catatan Kemenkes hingga 15 Maret 2022, tercatat ada 668 kasus Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.2. 

Sedangkan subvarian Omicron BA.1 masih mendominasi di Tanah Air. Secara kumulatif dari Januari sampai Maret 2022, ada 5.625 kasus positif Covid-19 subvarian Omicron BA.1.

"Kalau BA.2 terus meningkat, potensi peningkatan laju penularan juga bisa banyak ya, mungkin kita akan melakukan restriction sedikit di awal-awal bulan Ramadan supaya menjaga jangan sampai pada saat Idul Fitri, kita risikonya terlalu besar," ujar Nadia dalam diskusi virtual, Kamis (17/3/2022), dikutip dari Kompas.com.

Nadia mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap penularan varian dan subvarian virus Corona yang kini masih tinggi.

Baca Juga: 7 Daerah Masih PPKM Level 4, Ini Aturan Lengkapnya Mulai dari WFO, Mal hingga Resepsi

Varian Delta dengan AY.1 misalnya, tercatat paling tinggi, yaitu sebanyak 8.239 kasus, dan subvarian Omicron BA.1 masih mendominasi di Tanah Air

Menurut Nadia, imbauan kewaspadaan dari Kemenkes maupun Satgas Covid-19 terkait tingginya tingkat penularan varian dan subvarian virus Corona bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, melainkan data murni yang terjadi di lapangan.

"Varian Omicron itu banyak sekali terjadi mutasi dan menggabungkan mutasi-mutasi yang ada pada Alpha, Beta, Gamma, dan juga Delta, dan kemampuannya untuk escape imunitas ini yang menjadi catatan kita," tekan juru bicara pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 ini.

Baca Juga: Kemenkes Tegaskan Varian Deltacron Belum Terdeteksi di Indonesia hingga Saat Ini

"Kita ingin masyarakat tetap waspada dan tidak lengah. Karena selalu terjadi adanya kemungkinan varian baru yang bisa mempengaruhi laju penularan, jadi bukan untuk menakut-nakuti," imbuhnya. 

Adapun data harian kasus Covid-19 per tanggal 17 Maret 2022 terdapat penambahan 11.532 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir di 34 provinsi.

Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 5.939.082, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, penambahan tertinggi ada di Jawa Barat dengan 2.470 kasus, DKI Jakarta 1.583 kasus, Jawa Tengah 1.450 kasus, Nusa Tenggara Timur 771 kasus, dan Jawa Timur 725 kasus.

Baca Juga: Covid-19 Subvarian Omicron BA.2 Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Sebut Lebih Menular!

 



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x