Kompas TV nasional update corona

Pemerintah Terus Pantau Varian-Varian Baru Covid-19, Delta Masih Dominan di Indonesia

Kompas.tv - 29 September 2021, 23:07 WIB
pemerintah-terus-pantau-varian-varian-baru-covid-19-delta-masih-dominan-di-indonesia
Ilustrasi varian baru Covid-19, seperti varian MU dan varian R.1. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah Indonesia terus meningkatkan kapasitas untuk memantau varian-varian baru Covid-19.

"Upaya terus dilakukan untuk mengenali dan memantau varian-varian baru yang terus kita lakukan walaupun kita tahu ada risiko varian tersebut akan masuk ke negara kita, kita tetap perkuat pintu-pintu masuk negara kita," ujar Nadia dalam Siaran Pers PPKM virtual di Jakarta, Rabu (29/9/2021).

Sampai saat ini, Kemenkes telah melakukan total 6.734 sekuensing atau pengurutan genom virus. 

Pemerintah juga telah memasukkan urutan genom itu dalam basis data global sebagai upaya berbagi data persebaran varian-varian di tingkat global.

Baca Juga: Mengenal Varian R.1, Mutasi Baru Virus Corona, Seberapa Bahaya?

Dari total urutan genom tersebut, varian Delta memiliki 2.945 sekuensing yang ditemukan di seluruh provinsi Indonesia, terutama beberapa bulan belakangan.

Selain varian Delta, pemerintah Indonesia juga mengidentifikasi varian Alpha, Beta dan varian lokal B.1466.2 di Indonesia.

"Sampai saat ini kami sampaikan varian-varian lain seperti varian Lambda, Mu, Gamma, maupun varian lainnya belum ditemukan di negara kita," ujar Nadia.

Indonesia terus berupaya melakukan sekuensing sebanyak mungkin terutama jika muncul klaster-klaster kasus ataupun kasus-kasus individual yang tidak lazim serta kasus-kasus positif yang berasal dari luar negeri.

"Kita juga akan berkonsultasi dengan Badan Kesehatan Dunia untuk terus memperbarui informasi terkait varian-varian baru yang berpotensi dan menyebar di Indonesia," kata Nadia.

Di tengah pemantauan mutasi baru Covid-19, seperti varian MU dan varian R.1, pakar menyebut varian Delta masih mengancam di tengah PPKM saat ini.

"September ini varian Delta masih menjadi varian dominan di Indonesia yaitu 59 persen dari total kasus penularan berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan," kata anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin, Rabu, dikutip dari Antara.

Muttaqin mengatakan, Indonesia perlu bercermin pada situasi negara-negara ASEAN, Amerika Serikat dan Inggris yang sedang mengalami lonjakan kasus akibat varian Delta. 

Ledakan kasus di Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam pada 1-27 September mencapai 2,5 hingga 4 kali lipat kasus Covid-19 di Indonesia pada periode yang sama.

Baca Juga: Varian Delta Disebut Ubah Gejala Covid-19, Simak Tanda-Tandanya

Situasi serupa juga dialami Singapura, padahal capaian vaksinasi, disiplin prokes dan upaya 3T negara ini sudah sangat tinggi daripada Indonesia.

Sementara kasus Amerika Serikat dan Inggris pada periode yang sama bertambah sebanyak 3,8 juta dan 0,9 juta kasus baru. 

Bahkan kasus pada anak usia sekolah meningkat hampir satu juta dalam 4 minggu di AS seiring dengan sudah dibukanya sekolah tatap muka.

Sebab itu, Muttaqin mengingatkan penurunan tingkat penularan dan kasus Covid-19 pada September ini agar tidak memicu pelonggaran kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat yang tidak terkontrol.

Ada beberapa hal yang menurut dia perlu diwaspadai sebagai sumber pendorong ledakan Covid-19 dan harus ada strategi mitigasinya.

Pertama, berdasarkan data Google dalam laporan mobilitas masyarakat di masa pandemi terjadi peningkatan mobilitas masyarakat.

Kedua, menurut data Monitoring Kepatuhan Protokol Kesehatan yang dirilis Satgas COVID-19 Pusat, terjadi penurunan prokes di masyarakat.

Ketiga dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka maka risiko penularan di sekolah, keluarga dan masyarakat yang didorong oleh mobilitas guru dan murid dapat terja

Baca Juga: Ikut TWK Susulan, Satu Penyidik Bansos Covid-19 Kembali Masuk Daftar Pegawai KPK yang Diberhentikan




Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x