Kompas TV nasional peristiwa

30 Juni, Kala PBB Tetapkan sebagai Hari Asteroid Internasional, Ini Sejarahnya

Kompas.tv - 30 Juni 2021, 05:25 WIB
30-juni-kala-pbb-tetapkan-sebagai-hari-asteroid-internasional-ini-sejarahnya
Kawah meteor Carancas (diameter 14 meter) di Peru, produk tumbukan benda langit termuda di Bumi yang teradi pada 15 September 2007. Asteroid pembentuknya berdimensi 3 meter yang jatuh di tepi sebatang sungai kecil yang mengalir ke Danau Titicaca. Terbentuknya kawah Carancas menjadi salah satu argumen diproklamasikannya Hari Asteroid Sedunia. (Sumber: Naturkundemuseum Berlin, 2007)
Penulis : Gading Persada

SOLO, KOMPAS.TV- Tanggal 30 Juni, pada hari ini, Rabu bertepatan dengan Hari Asteroid Internasional.

Peringatan Hari Asteroid Internasional memang masih seumur jagung lantaran oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkannya baru pada 30 Juni 2017 silam.

Lantas, mengapa 30 Juni ditetapkan sebagai Hari Asteroid Internasional? Berikut ini Kompas TV rangkumkan dari berbagai sumber sejarah peringatan Hari Asteroid Internasional.

Sebagaimana diketahui, PBB memilih tanggal tersebut karena pada 30 Juni 1908 asteroid Tunguska secara masif menghancurkan lebih dari 1.239,19 kilometer persegi lahan di Siberia.

Ledakan 108 tahun lalu itu menghancurkan jutaan pohon. Lembaga internasional itu mengatakan poin penting penetapan Hari Asteroid Internasional adalah untuk meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya asteroid.

Baca Juga: Asteroid Sebesar Dua Kali Lapangan Bola Dekati Bumi Sore Ini, tapi....

”Tujuan besarnya adalah untuk memastikan kita semua tak akan binasa akibat dampak dahsyat dari batu angkasa tersebut,” kata PBB dalam pernyataannya.

Seorang  Pengamat dan Peneliti Kebumian serta Kebencanaan Ma'rufin Sudibyo, dalam kolomnya di Kompas.com, 1 Juli 2020 menuliskan bahwa Tunguska adalah kawasan rimba raya taiga yang tumbuh di sekitar alur sungai Podkamennaya Tunguska, Siberia Tengah.

Di tahun 1908, kawasan ini menjadi bagian dari propinsi Yeniseyk dalam kekaisaran Russia (kini propinsi Krasnoyark Krai, Russia).

Pagi hari tepat 112 tahun silam, yakni 30 Juni 1908 pukul 07:14 lokal, sebuah dentuman keras menggelegar mendadak terdengar, disusul hempasan angin sangat kuat dan kebakaran spontan.

Dentuman mirip ledakan itu terdengar hingga ratusan kilometer jauhnya. Hempasan angin yang sangat kuat membuat pepohonan dalam hutan taiga seluas 2.150 kilometer persegi roboh bertumbangan membentuk pola mirip sepasang sayap kupu–kupu.

Baca Juga: Darurat Prediksi Asteroid Tubruk Eropa dan Amerika, Para Ahli Gelar Simulasinya di Wina

Dalam area tersebut terdapat 200 kilometer persegi hutan yang mengalami kebakaran spontan. Di saat yang sama, sensor–sensor seismometer di sekujur daratan Eropa hingga sejauh Jerman mencatat usikan seismik aneh.

Sensor magnetometer di Irkutsk juga mencatat anomali, bahkan untuk beberapa lama, magnetometer ini menganggap Bumi sempat memiliki dua kutub utara magnetik dengan satu di antaranya berkedudukan di Tunguska.

Sensor–sensor barometer di segenap penjuru Bumi merekam gelombang tekanan udara yang menyebar kemana–mana, diantaranya terdeteksi di Jakarta (saat itu masih Batavia).

Di hari–hari berikutnya, orang–orang Eropa menjumpai suasana langit petang yang lebih terang dari biasanya disertai ketampakan awan sangat tinggi (noctilucent).

Lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA, memimpin pelacakan objek yang bisa menabrak Bumi sambil menyelidiki cara jika ancaman tersebut terdeteksi.

Program ini bagian dari Near Earth Object Program. Mereka sekarang tengah melacak lebih dari 15 ribu asteroid yang terdekat dengan Bumi.

Baca Juga: NASA Hitung Ulang Asteroid Apophis Tidak Akan Hantam Bumi Tahun 2068, Bumi Aman 1 Abad Mendatang

Pada 7 September 2016, akhirnya sebuah asteroid berukuran 7-15 meter dengan melintasi Bumi dengan jarak sekitar 40 ribu kilometer di atas Kutub Selatan terpantau.

Jarak ini jauh lebih dekat dari jarak rata-rata Bumi dan Bulan yang sekitar 384 ribu Kilometer. Asteroid ini baru ditemukan dua hari sebelumnya oleh NASA.

Salah satu rencana masa depan NASA adalah bisa mengambil asteroid besar dan membawanya ke orbit Lunar. Ini dilakukan sebagai pengembangan teknologi untuk melindungi Bumi dari bahaya ruang angkasa.

Sebenarnya Hari Asteroid Internasional sudah digagas sejak lama, bahkan sebelum PBB diakui sebagai organisasi internasional.

Salah satu penggagasnya adalah Brian May, gitaris Queen yang merupakan doktor astrofisika.

“Kami sangat bangga PBB telah menetapkan dan mengakui Hari Asteroid Internasional untuk meningkatkan kesadaran tentang ancaman asteroid,” kata May.

Ia mengatakan, momentum ini juga menjadi kesempatan untuk seluruh umat manusia bersatu untuk sebuah tujuan, yakni melindungi Bumi dari dampak asteroid.

Baca Juga: LAPAN: Ledakan di Buleleng Akibat Asteroid Jatuh



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x