Kompas TV nasional sosial

Respons Kesenjangan Memperoleh Vaksin, Presiden Jokowi: No One is Safe Until Everyone is

Kompas.tv - 21 Mei 2021, 23:07 WIB
respons-kesenjangan-memperoleh-vaksin-presiden-jokowi-no-one-is-safe-until-everyone-is
Presiden Jokowi memberikan pernyataannya untuk Global Health Summit, Jumat (21/5/2021). (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo menegaskan, dunia akan betul-betul pulih dan aman dari Covid-19 jika semua negara juga pulih. Pernyataan itu menjadi sikap tegas Presiden Jokowi terkait adanya kesenjangan dalam memperoleh vaksin Covid-19.

“Kesenjangan itu sangat nyata, ketika 83% dosis vaksin global sudah diterima negara kaya. Sementara negara berkembang hanya terima 17% untuk 47% populasi dunia,” ujar Presiden Jokowi dalam pernyataannya untuk Global Health Summit, Jumat (21/5/2021).

“Saya harus kembali mengingatkan kita semua bahwa kita hanya akan betul-betul pulih dan aman dari Covid-19 jika semua negara juga pulih. No one is safe until everyone is,” tambahnya.

Presiden Jokowi menuturkan, saat ini perkembangan varian-varian baru virus covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi dunia. Tetapi disparitas atau kesenjangan Global atas akses vaksin masih melebar.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Literasi Digital adalah Kerja Besar, Pemerintah Tidak Bisa Sendirian

“Saat ini tantangan akses vaksin yang adil dan merata bagi semua masih sangat besar seperti masalah suplai, pendanaan, dan keengganan terhadap vaksin. Untuk itu kita harus melakukan langkah-langkah nyata,” katanya.

“Yaitu dalam jangka pendek kita harus mendorong lebih kuat lagi dosis sharing melalui skema covax facility. Ini merupakan bentuk solidaritas yang harus didorong dan dilipatgandakan khususnya dalam mengatasi masalah rintangan suplai,” lanjutnya.

Kemudian, sambung Presiden Jokowi, dalam jangka menengah dan panjang harus melipatgandakan produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan global dan membangun ketahanan kesehatan.

“Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas produksi secara kolektif melalui alih teknologi dan investasi,” ujarnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Momentum Kebangkitan Nasional Dorong Kebangkitan Pelaku UMKM

“Jika isu kapasitas produksi dan distribusi vaksin tidak segera ditangani, saya khawatir akan semakin lama kita dapat menyelesaikan pandemi ini,” tambahnya.

Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi menekankan tercapainya proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif akan sangat bergantung bagaimana bersama-sama menangani pandemi ini.

“Oleh karena itu negara anggota G20 harus memberikan dukungan bagi peningkatan produksi dan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara,” katanya.

“Dalam kaitan inilah Indonesia mendukung adanya usulan trips waiver bagi pencegahan dan pengobatan Covid-19 termasuk untuk vaksin,” tambahnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Ruang Digital Dibanjiri Konten Positif, Kreatif, dan Mendidik

Di samping itu, Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia telah memutuskan untuk menjadi salah satu negara co-sponsor proposal TRIPS Waiver. Indonesia berharap agar negara anggota G20 lainnya dapat memberikan dukungan yang sama.

“Dan sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara, Indonesia siap untuk menjadi hak bagi peningkatan produksi vaksin di kawasan,” ujarnya.

Selanjutnya, Presiden Jokowi menuturkan untuk menghadapi pandemi di masa depan G20 harus menjadi bagian utama upaya membangun arsitektur dan Kesehatan Global yang kokoh. Sebab, menurutnya, kerja sama Global menjadi sebuah keniscayaan melalui komitmen politik yang solid.

“G20 perlu mendukung traktat kesiapan pandemi global dan penguatan peran sentral WHO. Tak kalah penting negara-negara G20 harus menjadi katalisator kesehatan kawasan,” katanya.

“Melalui peningkatan sistem deteksi peringatan dini dan mekanisme berbagi informasi serta dukungan pendekatan One Health,” tambahnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x