Kompas TV internasional kompas dunia

Junta Militer Myanmar Terdesak, Alami Kekalahan Besar dari Pasukan Perlawanan di Perbatasan Thailand

Kompas.tv - 7 April 2024, 09:12 WIB
junta-militer-myanmar-terdesak-alami-kekalahan-besar-dari-pasukan-perlawanan-di-perbatasan-thailand
Tentara Myanmar berjaga-jaga di jalanan Yangon dengan artileri berat untuk menghadapi demonstran. (Sumber: DVB via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

MYAWADDY, KOMPAS.TV - Junta militer Myanmar semakin terdesak setelah kembali alami kekalahan dari pasukan perlawaan di kota yang berada di dekat perbatasan Thailand.

Junta militer Myanmar kembali berkuasa setelah melakukan kudeta tiga tahun lalu, dan memerintah negara itu dengan tangan besi.

Kekalahan tersebut didapat tentara Myanmar dari serangan pasukan perlawanan etnis Karen, yang bersekutu dengan pasukan anti-kudeta lainnya.

Baca Juga: Meksiko Putus Hubungan Diplomatik dengan Ekuador, Tak Terima Kedubesnya Digerebek Polisi

Ratusan tentara Myanmar yang menjaga kota Myawaddy yang berbetasan dengan Thailand, sepakat untuk menyerah.

Kebanyakan perdagangan darat Myanmar dengan Thailand melewat Kota Myawaddy.

Dikutip dari BBC, pada Jumat (5/4/2024), Persatuan Nasional Karen (KNU) mengumumkan telah menerima oenyerahan diri dari battalion yang berada di Kota Thanganyinaung, sekitar 10km, sebelah barat Myawaddy.

Selama lebih dari sepekan, pasukan perlawanan Karen telah bernegosiasi dengan batalion tersisa di dalam Myawaddy, yang akhirnya sepakat menyerah.

Ini jelas menjadi kemunduran bagi junta militer, yang dalam beberapa bulan terakhir juga terusir dari wilayah luas di sepanjang perbatasan China, yaitu negara bagian Shan, dan negara bagian Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh.

Ribuan tentara telah terbunuh, atau menyerah, atau membelot ke kubu lawan, memaksa militer memberlakukan wajib militer demi memperbaiki kehilangan mereka.

KNU telah berperang untuk warga etnis Karen sejak kemerdekaan Myanmar pada 1948.

Namun mereka mengalami kekalahan dari pasukan pemerintah pada 1990-an, dan menjadi bagian dari gencatan senjata nasional pada 2015.

Kudeta pada 2021, telah menghubah gencatan senjata nasional, dengan KNU mengumumkan penggulingan pemerintah terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi membatalkan gencatan senjata.

Negara Bagian Karen sendiri menjadi tujuan favorit dari para pembangkang yang melarikan diri dari penindasan brutal militer terhadap protes setelah kudeta.

Baca Juga: Iran Siap Perang Lawan Israel, Beri Peringatan: AS Minggir!

Pasalnya, negara bagian terbesar memiliki letak yang relating dekat dengan Yangon, kota terbesar di Myanmar, dan menawarkan rute terbaik menuju perbtasan Thailand.

KNU turut serta membantu melatih para pasukan sukarelawan, yang telah bergabung untuk menyerang posisi militer.

KNU juga telah mencoba berkoordinasi mengenai operasinya dengan kelompok perlawanan lain seperti Pasukan Pertahanan Nasional Karena, dan Tentara Kemerdekaan Kachin.


 



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x