Kompas TV internasional kompas dunia

Dunia Termasuk Indonesia Ramai Bicara tentang Global Selatan atau Global South, Ini Penjelasannya

Kompas.tv - 7 September 2023, 14:52 WIB
dunia-termasuk-indonesia-ramai-bicara-tentang-global-selatan-atau-global-south-ini-penjelasannya
Peta Global South (merah) dan Global North (biru). PM India Narendra Modi, mengatakan negaranya adalah suara Global Selatan, dan di KTT G20 New Delhi suara itu akan terdengar lantang. Pada KTT BRICS Agustus lalu, Afrika Selatan menyatakan tujuan mereka mendorong agenda Global Selatan. PBB, Bank Dunia, Presiden AS Joe Biden, semua orang berbicara tentang Global Selatan. (Sumber: Wikipedia)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

NEW DELHI, KOMPAS.TV - Perdana Menteri India Narendra Modi, mengatakan negaranya "menjadi suara Global Selatan," dan di pertemuan G20 di New Delhi, suara itu akan terdengar lantang.

Pada KTT BRICS Agustus lalu, yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, ketua saat ini Afrika Selatan menyatakan tujuannya adalah "mendorong agenda Global Selatan." Dan menjelang pertemuan Mei lalu pada pertemuan kelompok demokrasi kaya G7 di Hiroshima, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga menekankan negara-negara tamu yang ia undang mencerminkan pentingnya Global Selatan.

PBB, Bank Dunia, Presiden AS Joe Biden, semua orang tampaknya berbicara tentang Global Selatan akhir-akhir ini. Tapi apa sebenarnya gerakan Global Selatan atau Global South? Simak laporan dari Associated Press, Kamis, (7/9/2023)

Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi Afrika untuk Pertama Kalinya: Saya Bawa Spirit Bandung untuk Global South

Konsep Global Selatan punya tiga definisi utama. Pertama, secara tradisional digunakan dalam organisasi pengembangan antarpemerintah - terutama yang berasal dari Gerakan Non-Blok - untuk merujuk kepada negara-negara berpendapatan rendah dan sebagai alternatif pasca Perang Dingin untuk "Dunia Ketiga."

Namun, dalam beberapa tahun terakhir dan dalam berbagai bidang, Global Selatan digunakan dalam arti pasca-nasional untuk mengatasi ruang dan masyarakat yang terdampak negatif oleh globalisasi kapitalis kontemporer, menurut Anne Garland Mahler dari University of Virginia.

Dalam pengertian kedua, Global Selatan menggambarkan dampak buruk kapitalisme yang menyebar tanpa batasan geografis, termasuk situasi masyarakat yang tertindas di negara-negara kaya.

Artinya, dalam dunia yang lebih maju secara ekonomi, ada wilayah yang miskin seperti di Global Selatan, contohnya Meksiko dan negara Amerika Latin, dan sebaliknya, dalam wilayah yang miskin, ada yang kaya seperti di Global Utara, contohnya Australia dan Selandia Baru. Penggunaan diksi "global" di sini mengindikasikan konsep ini tidak terbatas pada satu wilayah geografis.

Konseptualisasi ketiga dari Global Selatan mengacu pada gagasan tentang subjek politik lintas negara yang tumbuh sebagai hasil dari pengalaman bersama dalam menghadapi ketidakadilan kapitalisme global saat ini. Subjek politik ini muncul ketika berbagai "Global Selatan" di seluruh dunia saling mengenali dan menyadari bahwa kondisi mereka serupa.

Penggunaan Global Selatan dalam konteks ini terinspirasi oleh retorika "Proyek Dunia Ketiga," yaitu upaya negara-negara yang tidak terikat dengan blok besar dan gerakan internasionalis radikal selama Perang Dingin.

Dalam konteks ini, Global Selatan dapat dianggap sebagai tanggapan langsung terhadap gagasan pascakolonialisme, karena ia mencakup baik pemahaman akan kolektivitas politik maupun formulasi ideologis yang muncul dari solidaritas antara berbagai "Global Selatan" dunia, dan melampaui analisis kekuasaan berdasarkan perbedaan kolonial, beralih ke pemahaman yang lebih kompleks tentang bagaimana kekuasaan bekerja dalam kapitalisme global saat ini, kata Anne Garland-Mahler.

Baca Juga: BRICS Rayu Global South dengan Narasi Kekuatan Alternatif, Media Rusia Klaim Indonesia Tertarik

BRICS beranggotakan Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang menyuarakan Global Selatan. Banyak pihak menyebut BRICS tandingan forum negara kaya G8 seperti Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris Raya, AS, dan Uni Eropa. PBB, Bank Dunia, Presiden AS Joe Biden, semua berbicara Global Selatan. Tapi apa sebenarnya gerakan Global Selatan atau Global South? (Sumber: Sky News)

Apa yang Membentuk Global Selatan?

Banyak yang mengutip Garis Brandt sebagai batasnya; garis berliku mulai dari Meksiko, melintasi bagian atas Afrika dan Timur Tengah, melingkar di sekitar India dan China sebelum menurun untuk mencakup sebagian besar Asia Timur sambil menghindari Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

Garis ini diusulkan oleh mantan Kanselir Jerman Willy Brandt tahun 1980-an sebagai representasi visual dari pembagian utara-selatan berdasarkan GDP per kapita. "Global Selatan adalah konsep geografis, geopolitik, sejarah, dan perkembangan, semuanya dalam satu waktu, dengan beberapa pengecualian," kata Happymon Jacob, pendiri Dewan Penelitian Strategis dan Pertahanan berbasis di New Delhi.

Negara-negara Apa yang Membentuk Global Selatan?

Ini rumit, dan seringkali tergantung pada siapa yang menggunakan frasa tersebut.

Paling umum, istilah ini merujuk pada negara-negara yang termasuk dalam Grup 77 di PBB, yang dengan membingungkan, sebenarnya hari ini adalah koalisi dari 134 negara. Mereka sebagian besar dianggap negara berkembang, tetapi juga mencakup China, sehingga ada beberapa perdebatan, bahkan ada beberapa negara kaya di Teluk.



Sumber : Associated Press / Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x