Kompas TV internasional kompas dunia

Penelitian Ungkap Resep Pembuatan Mumi Mesir Kuno, Salah Satu Bahan Utama Ternyata dari Nusantara

Kompas.tv - 2 Februari 2023, 13:40 WIB
penelitian-ungkap-resep-pembuatan-mumi-mesir-kuno-salah-satu-bahan-utama-ternyata-dari-nusantara
Penelitian terbaru ungkap resep pembuatan mumi Mesir Kuno, salah satu bahan utama ternyata dari Nusantara. Salah satu bahan utama mumi mesir kuno yang ditemukan adalah damar dan elemi, sejenis resin yang saat itu hanya terdapat di Asia Tenggara atau Nusantara. (Sumber: Nikola Nevenov via Associated Press)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

NEW YORK, KOMPAS.TV — Selama ribuan tahun orang Mesir kuno membuat mumi orang mati untuk mencari kehidupan abadi. Sekarang, para peneliti telah menggunakan ilmu kimia dan kumpulan guci yang tidak biasa untuk mencari tahu bagaimana mereka melakukannya.

Studi mereka, yang terbit hari Rabu, (1/2/2023) di jurnal Nature, didasarkan pada penemuan arkeologi yang langka: Sebuah bengkel pembalseman dengan tembikar berusia sekitar 2.500 tahun. Banyak guci dari situs tersebut masih bertuliskan instruksi seperti "mencuci" atau "untuk dipakaikan di kepala" seperti laporan Associated Press, Kamis, (2/2/2023).

Salah satu bahan yang ditemukan adalah damar dan elemi, sejenis resin yang saat itu hanya terdapat di Asia Tenggara atau Nusantara.

Dengan mencocokkan tulisan di bagian luar bejana dengan jejak bahan kimia di dalamnya, para peneliti mengungkap detail baru tentang "resep" yang membantu mengawetkan tubuh selama ribuan tahun.

“Ini seperti mesin waktu, sungguh,” kata Joann Fletcher, seorang arkeolog di University of York yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. "Itu memungkinkan kita untuk tidak seperti mengintip dari balik bahu pembalsem kuno, tapi bahkan sangat dekat, lebih dari yang pernah kita dapatkan."

Resep-resep itu menunjukkan pembalsem punya pengetahuan mendalam tentang zat apa yang akan membantu mengawetkan jenazah mereka, kata Fletcher, yang rekannya adalah salah satu penulis studi tersebut.

Mereka memasukkan bahan-bahan dari belahan dunia yang jauh, yang berarti orang Mesir berusaha keras untuk membuat mumi mereka "sempurna mungkin".

Baca Juga: Terkuak, Inilah Sisa Wajah Firaun Amenhotep I, Penguasa Mesir Kuno 1.500 Tahun Sebelum Masehi

Bengkel Pembalseman Mumi Mesir Kuno tersebut, ditemukan pada tahun 2016 oleh penulis studi Ramadan Hussein yang meninggal tahun lalu, terletak di kuburan Saqqara yang terkenal.  (Sumber: Nikola Nevenov via Associated Press)

Bengkel Pembalseman Mumi Mesir Kuno tersebut, ditemukan pada tahun 2016 oleh penulis studi Ramadan Hussein yang meninggal tahun lalu, terletak di kuburan Saqqara yang terkenal. 

Sebagian darinya berada di atas permukaan, tetapi ditemukan sebuah lorong rahasia yang menuju ruang pembalseman dan ruang pemakaman di bawah tanah, tempat guci-guci itu ditemukan.

Di ruangan seperti inilah fase terakhir dari proses berlangsung, kata Salima Ikram, seorang Egyptologist di The American University di Kairo yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. 

Setelah mengeringkan tubuh dengan garam, yang mungkin dilakukan di atas tanah, pembalsem akan mengambil tubuh di bawah.


 

“Ini adalah fase terakhir dari transformasi Anda di mana ritus rahasia, ritus keagamaan, dilakukan,” kata Ikram. “Orang-orang akan melantunkan mantra dan himne saat Anda dibungkus dan resin diurapi di seluruh tubuh Anda.”

Para ahli sudah memiliki beberapa petunjuk tentang zat apa yang digunakan dalam langkah terakhir tersebut, terutama dari pengujian mumi individu dan melihat teks tertulis. Namun masih banyak celah, kata penulis senior Philipp Stockhammer, seorang arkeolog di Universitas Ludwig Maximilian di Jerman.

Temuan baru tersebut membantu memecahkan kasus ini

Baca Juga: Potongannya Disatukan, Isi Buku Kematian Mesir Kuno Pembungkus Mumi Berusia 2.300 Tahun Terungkap

Zat-zat ini, bersama dengan zat lain yang ditemukan dalam guci, memiliki sifat kunci yang akan membantu mengawetkan mumi, kata penulis utama Maxime Rageot, seorang arkeolog di Universitas Tubingen Jerman. (Sumber: Nikola Nevenov via Associated Press)

Ambil kata “antiu,” yang muncul di banyak teks Mesir tetapi tidak memiliki terjemahan langsung, kata Stockhammer. Dalam studi baru, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa toples berlabel "antiu" mengandung campuran zat yang berbeda, termasuk lemak hewani, minyak cedar, dan resin juniper.

Zat-zat ini, bersama dengan zat lain yang ditemukan dalam guci, memiliki sifat kunci yang akan membantu mengawetkan mumi, kata penulis utama Maxime Rageot, seorang arkeolog di Universitas Tubingen Jerman.

Minyak nabati, yang digunakan untuk melindungi hati dan merawat perban, dapat menangkal bakteri dan jamur, sekaligus meningkatkan baunya. Bahan keras seperti lilin lebah, yang digunakan pada perut dan kulit, dapat membantu menahan air dan menutup pori-pori.

Beberapa zat tersebut berasal dari tempat yang sangat jauh, seperti damar dan elemi, sejenis resin yang berasal dari hutan hujan tropis di Asia Tenggara. Hasil ini menunjukkan bahwa orang Mesir kuno berdagang jauh dan luas untuk mendapatkan bahan yang paling efektif, kata penulis.

“Sangat menarik untuk melihat kerumitannya,” kata Stockhammer. “Memiliki jaringan global di satu sisi, memiliki semua pengetahuan kimia ini di sisi lain.”

Ikram mengatakan langkah penting selanjutnya untuk penelitian ini adalah menguji berbagai bagian mumi yang sebenarnya untuk melihat apakah zat yang sama muncul. Dan resep ini mungkin tidak universal, mereka berubah seiring waktu dan bervariasi antar bengkel satu dengan bengkel mumi yang lain.

Meski begitu penelitian ini memberi dasar untuk memahami masa lalu, dan bisa mendekatkan kita dengan orang-orang yang hidup di masa lalu, katanya, “Orang Mesir kuno dipisahkan dari kita melalui ruang dan waktu, namun kita masih memiliki hubungan ini,” kata Ikram, “Manusia sepanjang sejarah takut akan kematian.”




Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x