Kompas TV internasional kompas dunia

Geger, PBB Sebut Asia Tenggara dan Asia Timur Produksi 1 Miliar Tablet Metamfetamin Tahun Lalu

Kompas.tv - 30 Mei 2022, 19:14 WIB
geger-pbb-sebut-asia-tenggara-dan-asia-timur-produksi-1-miliar-tablet-metamfetamin-tahun-lalu
PBB, Senin (30/5/2022), mengungkapkan jumlah tablet metamfetamin yang disita di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara melebihi satu miliar tablet tahun lalu. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

BANGKOK, KOMPAS.TV — PBB, Senin (30/5/2022), mengungkapkan jumlah tablet metamfetamin yang disita di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara melebihi satu miliar tablet tahun lalu, menjadi yang tertinggi untuk pertama kalinya di kawasan.

Seperti dilansir Associated Press, Senin, jumlah yang begitu tinggi itu mengungkapkan skala produksi dan perdagangan narkoba ilegal di kawasan itu dan tantangan untuk memeranginya, kata PBB.

Sebanyak 1,008 miliar tablet, yang total beratnya sekitar 91 ton, adalah bagian dari pengangkutan hampir 172 ton metamfetamin dalam segala bentuk di seluruh wilayah, tujuh kali lebih tinggi dari jumlah yang disita 10 tahun sebelumnya, kata Kantor Narkoba dan Kejahatan PBB, UNODC, dalam sebuah laporan.

“Saya pikir kawasan ini benar-benar dibanjiri metamfetamin,” kata Jeremy Douglas, perwakilan regional Asia Tenggara untuk badan PBB tersebut pada konferensi pers di ibu kota Thailand, Bangkok, mengungkap laporan tentang “Obat Sintetis di Asia Timur dan Tenggara.”

“Jadi harus ada perubahan kebijakan radikal oleh Asia Timur untuk mengatasi masalah ini atau hanya akan terus berkembang,” kata Douglas.

Baca Juga: Eksekusi Mati Terhenti 2 Tahun karena Pandemi, Singapura Gantung Pengedar Narkoba Pertama Hari Ini

Laos melakukan penyitaan narkoba tunggal terbesar kedua atas sebanyak 36 juta pil metamfetamin, kata pejabat PBB, Sabtu, 29 Januari 2022. PBB, Senin (30/5/2022), mengungkapkan jumlah tablet metamfetamin yang disita di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara melebihi satu miliar tablet tahun lalu. (Sumber: ASEAN Tribune)

Narkotika tersebut sebagian besar dikonsumsi di Asia Tenggara tetapi juga diekspor ke Selandia Baru dan Australia, Hong Kong, Korea dan Jepang di Asia Timur, dan semakin meningkat ke Asia Selatan.

“Produksi dan perdagangan metamfetamin melonjak lagi karena pasokan menjadi sangat terkonsentrasi di Mekong (wilayah Sungai) dan khususnya Thailand, Laos dan Myanmar,” kata Douglas kepada The Associated Press melalui email.

Peningkatan produksi membuat obat lebih murah dan lebih mudah diakses, menciptakan risiko yang lebih besar bagi orang-orang dan komunitas mereka, kata laporan itu.

Menurut Douglas, saat pertama kali bekerja di wilayah tersebut pada 2002-2007, harga satu paket sabu-sabu lima hingga enam kali lipat dari harga sekarang.

Metamfetamin mudah dibuat dan sekarang sudah menggantikan opium dan heroin turunannya untuk menjadi obat terlarang yang dominan di Asia Tenggara, baik untuk penggunaan maupun ekspor.

Daerah Segitiga Emas, tempat perbatasan Myanmar, Laos dan Thailand bertemu, secara historis merupakan daerah produksi utama opium dan menjadi tuan rumah banyak laboratorium yang mengubahnya menjadi heroin.

Baca Juga: Polisi Laos Sita 36 Juta Narkoba Jenis Pil Metamfetamin, Jadi Tangkapan Terbesar Kedua

Thailand berhasil mencegat penyelundupan hampir 900 kilogram metamfetamin tujuan Taiwan. Di pasaran Taiwan, narkoba itu bernilai sekitar Rp1,2 triliun. PBB, Senin (30/5/2022), mengungkapkan jumlah tablet metamfetamin yang disita di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara melebihi satu miliar tablet tahun lalu. (Sumber: Straits Times)

Beberapa dekade ketidakstabilan politik membuat wilayah perbatasan Myanmar sebagian besar tanpa hukum, dan dieksploitasi oleh produsen serta pengedar narkoba.

Douglas mengatakan pada konferensi pers Senin, ada kebutuhan mendasar untuk memfokuskan kembali upaya penegakan hukum terhadap perdagangan narkoba.

“Ada banyak penyitaan yang dilakukan dan tidak ada tindakan terhadap bisnis itu sendiri. Kejahatan terorganisir terus meningkatkan volume (produksi), mengganti penyitaan dengan membuat lebih banyak produk,” kata Douglas.



Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x