Kompas TV internasional kompas dunia

Seorang Pria di Jerman Disuntik 90 Kali demi Menjual Kartu Vaksin

Kompas.tv - 4 April 2022, 06:25 WIB
seorang-pria-di-jerman-disuntik-90-kali-demi-menjual-kartu-vaksin
Ilustrasi seorang pria sedang mendapatkan vaksin COVID-19. Seorang pria di Jerman ditangkap karena telah menerima suntikan vaksin COVID-19 sebanyak 90 kali, demi mendapatkan dan menjual kartu vaksin. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

BERLIN, KOMPAS.TV — Seorang pria berusia 60 tahun di Jerman, diduga telah mendapatkan vaksin COVID-19 sebanyak 90 kali. Hal ini dilakukan untuk menjual kartu vaksinasi palsu dengan nomor batch vaksin asli, kepada orang-orang yang menolak divaksin.

Pria yang berasal dari kota Magdeburg, Jerman timur, telah menerima 90 suntikan vaksin COVID-19 di pusat vaksinasi di negara bagian Saxony selama berbulan-bulan, hingga akhirnya ditangkap polisi bulan ini. Peristiwa ini dilaporkan Kantor Berita Jerman DPA pada Minggu (3/4/2022). 

Tersangka yang tidak disebutkan namanya ini tidak ditahan, tetapi sedang diselidiki karena dianggap melakukan pemalsuan dokumen yang tidak sah.

Baca Juga: Aturan Terbaru! Pelaku Perjalanan Dalam Negeri yang Belum Dapat Vaksin Booster Wajib Tes Covid

Dia ditangkap di pusat vaksinasi di Eilenburg di Saxony, ketika dia datang untuk mendapatkan suntikan COVID-19 untuk hari kedua berturut-turut. Polisi menyita beberapa kartu vaksinasi kosong darinya dan memulai proses pidana.

Belum diketahui apa dampak kesehatan yang dialaminya karena mendapatkan vaksin COVID-19 sebanyak 90 kali. Terlebih lagi, suntikan yang dia terima berasal dari berbagai merek vaksin.

Polisi Jerman telah melakukan banyak penggerebekan sehubungan dengan pemalsuan paspor vaksinasi dalam beberapa bulan terakhir. Banyak warga Jerman yang menolak divaksinasi, tetapi pada saat yang sama ingin memiliki paspor COVID-19 demi mendapatkan akses ke tempat-tempat publik seperti restoran, teater, kolam renang, atau tempat kerja.

Jerman telah mengalami angka infeksi yang tinggi selama berminggu-minggu, namun banyak kebijakan untuk mengendalikan pandemi dihentikan pada hari Jumat lalu. Warga Jerman sudah tidak diwajibkan mengenakan masker di toko kebutuhan sehari-hari dan bioskop, namun masih wajib dikenakan di transportasi umum. 

Di sebagian besar sekolah di Jerman juga sudah tidak diwajibkan memakai masker. Kebijakan ini disebut para guru akan memicu konflik di sekolah.

Baca Juga: Warga Antusias Ikuti Vaksinasi Booster

“Sekarang ada bahaya bahwa, di satu sisi, anak-anak yang memakai masker akan diejek oleh teman sekelasnya sebagai pengecut dan terlalu protektif. Atau malah kejadian sebaliknya akan terjadi, bahwa anak-anak yang tidak memakai masker akan diejek oleh anak yang memakai masker,” kata Heinz-Peter Meidinger, presiden Asosiasi Guru Jerman, seperti dikutip dari DPA. 

Dia menganjurkan komitmen sukarela oleh guru dan siswa untuk terus mengenakan masker di kelas dan di halaman sekolah, setidaknya sampai negara itu memasuki liburan Paskah dua minggu mendatang.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Vaksin Booster bagi Pemudik Disediakan di Bandara, Pelabuhan, Stasiun, dan Terminal

Pakar kesehatan mengatakan lonjakan infeksi terbaru di Jerman — dipicu oleh subvarian omicron BA.2 yang mungkin telah mencapai puncaknya.

Pada hari Minggu, badan pengendalian penyakit negara itu melaporkan 74.053 infeksi COVID-19 baru dalam satu hari, sementara kurang dari seminggu yang lalu melaporkan 111.224 infeksi harian. Secara keseluruhan, Jerman telah mencatat 130.029 kematian akibat COVID-19.



Sumber : Associated Press, DPA


BERITA LAINNYA



Close Ads x