Kompas TV internasional kompas dunia

Elon Musk Siap Jual Saham Tesla Rp 85 T untuk Atasi Kelaparan, tapi Ada Syaratnya

Kompas.tv - 2 November 2021, 17:20 WIB
elon-musk-siap-jual-saham-tesla-rp-85-t-untuk-atasi-kelaparan-tapi-ada-syaratnya
Bos Tesla Elon Musk (Sumber: Instagram @elonrmuskk)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV- Elon Musk menyatakan siap menjual saham Tesla senilai 6 miliar dollar AS untuk memecahkan masalah kelaparan dunia. Hal ini adalah jawaban Musk dari pernyataan Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) David Beasley.

Beberapa waktu lalu, Beasley mengatakan hanya butuh 2 persen kekayaan Elon Musk untuk membantu 42 juta orang keluar dari kelaparan.

Lewat akun Twitternya, Musk menyatakan akan menjual saham Tesla jika WFP bisa menjelaskan bagaimana caranya 6 miliar dollar AS dapat memecahkan masalah kelaparan dunia, lewat utas atau thread di Twitter.

"If WFP can describe on this Twitter thread exactly how $6B will solve world hunger, I will sell Tesla stock right now and do it," cuit Musk di akun Twitternya, dikutip Selasa (1/11/2021).

Baca Juga: Cuma Butuh 2 Persen Harta Elon Musk untuk Atasi Kelaparan Dunia

"But it must be open source accounting, so the public sees precisely how the money is spent," ujarnya.

Namun, Beasley menjawab jika pemberitaan media-media tidak akurat. Ia mengklarifikasi jika 6 miliar dollar AS bukan untuk menyelesaikan masalah kelaparan dunia.

Tapi untuk mencegah masalah geopolitik, pengungsian, dan berujung pada 42 juta orang yang terancam kelaparan.

"Headline not accurate. $6B will not solve world hunger, but it WILL prevent geopolitical instability, mass migration and save 42 million people on the brink of starvation. An unprecedented crisis and a perfect storm due to Covid/conflict/climate crises," tulis Beasley.

Baca Juga: Elon Musk Diproyeksi Jadi Triliuner Pertama di Dunia Karena SpaceX

Kemudian Elon Musk malah meminta WFP membuka data keuangannya, agar publik bisa mengetahui ke mana saja dana yang dikelola WFP. Beasley lalu mengajak Elon Musk bertemu untuk membicarakan masalah kelaparan dan bagaimana WFP bekerja.

"Please publish your current & proposed spending in detail so people can see exactly where money goes. Sunlight is a wonderful thing," kata Elon.

"Instead of tweets, allow me to show you. We can meet anywhere—Earth or space—but I suggest in the field where you can see @WFP’s people, processes and yes, technology, at work. I will bring the plan, and open books,"

Laporan WFP menyebutkan, pandemi dan perubahan iklim membuat puluhan juta orang kelaparan. Misalnya setengah dari populasi Afghanistan yaitu 22,8 juta orang, menghadapi krisis kelaparan akut.

Baca Juga: Elon Musk Sindir Jeff Bezos karena Investasi di Start Up Anti-Penuaan

"6 miliar dollar AS (Rp85 triliun) untuk membantu 42 juta orang yang benar-benar akan mati jika kita tidak menjangkau mereka. Ini tidak rumit," kata Beasley seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (27/10/2021).

Harta Elon Musk ditaksir mencapai 289 miliar dollar AS atau sekitar Ro4.103 triliun (asumsi kurs Rp14.200). Artinya, hanya 2 persen dari total kekayaan Elon Musk itu dapat membantu mengentaskan masalah kelaparan.

WFP juga telah memperingatkan tentang potensi migrasi tersebut, khususnya di wilayah "Koridor Kering" di Amerika Tengah, seperti Guatemala, Honduras, El Salvador, dan Nikaragua.

"Kami memberi makan banyak orang di sana dan iklim berubah dengan badai dan banjir bandang; itu menghancurkan," kata Beasley.

Baca Juga: 5 Fakta Elon Musk yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Di Ethiopia, WFP memperkirakan 5,2 juta orang sangat membutuhkan bantuan makanan di wilayah Tigray. Yaitu wilayah dimana Perdana Menteri Abiy Ahmed memimpin serangan besar-besaran terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) sejak tahun lalu.

Konflik tersebut membuat ribuan warga sipil terbunuh, sementara lebih dari 2 juta orang mengungsi di Ethiopia. Organisasi kemanusiaan seperti WFP berjuang untuk mendapatkan pasokan bagi mereka yang membutuhkan di wilayah tersebut. Namun, dana mereka terbatas.

"Kami kehabisan uang tunai, dalam hal membayar orang-orang kami. Kami kehabisan uang dan kami tidak bisa memasukkan truk (bantuan) kami," ucap Beasley.




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x