Kompas TV internasional kompas dunia

Diseret Paksa Aparat Israel, Ibu-Ibu Palestina Menangis Protes Kuburan Anaknya Digusur

Kompas.tv - 27 Oktober 2021, 18:48 WIB
diseret-paksa-aparat-israel-ibu-ibu-palestina-menangis-protes-kuburan-anaknya-digusur
Seorang ibu warga Palestina diseret dari kuburan anaknya karena memprotes penggusuran pemakaman Al Yusufiah di Yerusalem Timur untuk dijadikan taman religius. (Sumber: Twitter/NoorAbdelHaq1)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Vyara Lestari

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Seorang ibu warga Palestina menangis saat aparat Israel menyeretnya keluar dari pemakaman Al-Yusufiyah. Sang ibu memprotes penggusuran pemakaman warga Palestina itu.

Ibu itu bernama Ola Nababteh. Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan ibu itu menangis sambil mencoba berpegangan pada batu nisan putranya.

Beberapa aparat kepolisian Israel terlihat menarik Nababteh, sedangkan alat berat terus bekerja meratakan tanah di latar belakang video.

Baca Juga: Perahu Migran Tenggelam, Tiga Anak dan Satu Perempuan Dewasa Tewas

Pemakaman Al-Yusufiyah salah satunya menampung kuburan korban Perang 1967. Israel hendak mengubah pemakaman itu menjadi taman religius.

Melansir France24, warga Palestina mengatakan, proyek tersebut membahayakan pemakaman yang telah berusia berabad-abad dan terletak di bagian timur Kota Tua Yerusalem itu. 

Israel mencaplok Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua sejak Perang 1967. Mereka terus menguasai daerah itu, meski tak mendapat pengakuan dari negara-negara dunia.

Pemerintah kota Israel mengklaim pemakaman itu tidak akan dirusak. Akan tetapi, pembangunan taman itu melibatkan penggalian tulang manusia di awal Oktober ini.

Tindakan itu pun menimbulkan kepanikan di antara warga Palestina, seperti Nababteh yang keluarganya dikuburkan di Pemakaman Al-Yusufiyah.

“Langkahi dulu mayatku. Anakku tidak akan dipindahkan dari sini," ujar Nababteh pada Selasa (26/10/2021), dikutip dari France24.

Arieh King, wakil walikota Yerusalem mengatakan, pihaknya tidak pernah berniat memindahkan pemakaman itu.

Ia mengklaim, pihak kepolisian Israel mengevakuasi Nababteh karena ibu itu terlalu dekat dengan pembangunan.

Lebih jauh, ia mengatakan, penggalian tulang manusia sebelum ini dilakukan di areal pemakaman tak resmi yang telah dikubur secara ilegal.

Baca Juga: Keterlaluan! Israel Labeli Kelompok HAM Palestina Teroris, Akhirnya Banjir Kecaman

Arieh menambahkan bahwa taman itu akan memberikan warga Palestina akses yang lebih mudah ke Kota Tua dengan kereta gantung.

Akan tetapi, para pengkritik menilai kebijakan itu akan mengubah panorama kuno Yerusalem.

Selain itu, kemudahan akses ini disebut akan mendorong penduduk Israel makin jauh mencaplok wilayah Palestina.

Di sisi lain, Mufti Agung Yerusalem Sheikh Mohammad Hussein menilai taman itu adalah penghinaan terhadap pemakaman. Taman itu akan dibuka pada pertengahan 2022.

"Kuburan manusia tidak dapat dilanggar tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan atau agama," ujar Hussein.

Yerusalem menjadi kota yang diperebutkan Palestina dan Israel. Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza.

Sementara, Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kota abadi yang tak terpisahkan dari negara mereka.

Baca Juga: Biarkan Balita Budak Yazidi Mati Kehausan, Istri Anggota ISIS asal Jerman Didakwa 10 Tahun




Sumber : France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x