Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

PLN Tawarkan Franchise Stasiun Pengisian dan Penukaran Baterai Kendaraan Listrik, Mulai Rp342 Juta

Kompas.tv - 20 Oktober 2022, 05:50 WIB
pln-tawarkan-franchise-stasiun-pengisian-dan-penukaran-baterai-kendaraan-listrik-mulai-rp342-juta
Ilustrasi - Pengendara kendaraan listrik mengisi daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- PT PLN (Persero) mengembangkan sistem waralaba (franchise) untuk memperbanyak jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo  menyatakan, untuk per unit SPKLU, paket investasi yang ditawarkan oleh PLN kepada mitra mulai dari Rp342 juta. Tidak hanya itu, mitra juga harus menyediakan lahan setidaknya 42 meter persegi.

"Kami membangun sistem pengisian baterai kendaraan listrik, dan juga memberi layanan untuk pemasangan home charging. Ini kami lakukan untuk mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik," kata Darmawan pada acara diskusi Road to G20: State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali, seperti dikutip dari Antara, Rabu (19/10/2022). 

Baca Juga: Syarat dan Cara untuk Jadi Mitra Waralaba SPBKLU Milik PT PLN

Dalam sistem franchise, PLN menawarkan beberapa paket berdasarkan jenis SPKLU, yaitu medium charging, fast charging, dan ultra fast charging. 

PLN juga meluncurkan layanan kendaraan listrik berbasis digital/electric vehicle digital services (EVDS) yang terhubung dengan aplikasi PLN Mobile. Para pengguna kendaraan listrik nantinya dapat mencari lokasi SPKLU, SPBKLU, dan membayar pengisian daya untuk kendaraan listriknya melalui aplikasi PLN Mobile.

Darmawan mengatakan, sistem waralaba merupakan salah satu strategi PLN untuk berkolaborasi demi mempercepat transisi menuju energi baru dan terbarukan yang rendah emisi.

"Sektor transportasi perlu menjadi perhatian sebagai upaya memangkas emisi karbon. Tak kurang dari 280 juta ton CO2e dihasilkan dari sektor transportasi. Jika dibiarkan, maka pada 2060 emisinya akan ada 860 juta ton CO2e per tahun," ujarnya. 

Baca Juga: Wamen BUMN Sebut Pakai Motor Listrik Hemat Biaya Operasional Hingga Rp1,5 Juta

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyampaikan, pihaknya mendukung program transisi energi pemerintah melalui penyediaan baterai berikut juga ekosistemnya.

IBC merupakan BUMN yang menjadi induk perusahaan baterai listrik. 

"Kami mendukung ekosistem kendaraan listrik dari motor listrik sampai mobil listrik. Arah bisnis kami tidak hanya bicara baterai, tetapi juga ekosistemnya," ucap Toto. 

Ia menjelaskan pengembangan ekosistem kendaraan listrik bukan hanya mempercepat transisi energi dan menekan jumlah emisi, tetapi juga mendorong terbentuknya lapangan kerja baru.

Baca Juga: Profil Pandu Sjahrir, Keponakan Luhut yang Ingin Pasok 2 Juta Motor Listrik di RI, Siapa Dia?

"Kenapa harus mendorong percepatan kendaraan listrik, karena kita punya bahan baku, realisasi pertumbuhan industri otomotif, dan kita punya kapasitas supply chain otomotif di Indonesia," sebutnya. 

Dari berbagai lini bisnis yang dimiliki IBC, Toto menyampaikan pihaknya berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 9 juta metrik ton, dan impor bahan bakar sebesar 29,4 juta barel per tahun



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x