Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

China Bantah Belt Road Initiative sebagai Jebakan Utang untuk Negara Berkembang

Kompas.tv - 28 Juni 2022, 16:52 WIB
china-bantah-belt-road-initiative-sebagai-jebakan-utang-untuk-negara-berkembang
Sebuah kereta rel listrik (electric multiple unit/EMU) Jalur Kereta China-Laos melintasi jembatan utama di atas Sungai Yuanjiang di Provinsi Yunnan, China barat daya, Jumat, 3 Desember 2021. Jalur Kereta China-Laos, proyek unggulan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), mulai beroperasi pada Jumat, 3 Desember 2021. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

"Tahun lalu G7 telah mengusulkan inisiatif B3W (Membangun Kembali Dunia yang Lebih Baik). Apakah itu B3W atau inisiatif lainnya, dunia ingin melihat investasi dan proyek nyata yang akan memberikan manfaat kepada masyarakat," tambahnya.

Seperti diberitakan Kompas TV sebelumnya, negara-negara anggota G7 kini tengah berembuk memikirkan cara melawan dominasi China, dalam memberikan pendanaan ke negara berkembang.

G7 pun berkomitmen untuk mengumpulkan dana hingga USD600 miliar untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan di negara-negara berkembang. Dana tersebut akan dihimpun selama 5 tahun dan berasal dari swasta dan publik.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, negaranya akan memobilisasi USD200 miliar dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta, selama lima tahun untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Baca Juga: Saingi Jalur Sutra Modern China, G7 Akan Kucurkan Dana 600 Miliar Dollar AS

Dana itu akan dimanfaatkan untuk membantu mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.

Namun Biden menegaskan, dana itu tidak cuma-cuma atau diberikan gratis, namun berbentuk investasi.

"Saya ingin memperjelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan keuntungan bagi semua orang," kata Biden.

Ia menambahkan, investasi dari G7 akan membuat negara-negara berkembang merasakan manfaatnya jika mereka bermitra dengan negara yang menjunjung demokrasi. Sebuah sindiran untuk China yang mengontrol ketat semua aspek kehidupan warganya.

Baca Juga: Blackberry Raup Pendapatan Rp2,48 T dari Bisnis Teknologi dan Keamanan Siber untuk Mobil

Biden mengatakan, ratusan miliar dolar tambahan dapat berasal dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara dan lainnya.

Sementara Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut, akan memobilisasi 300 miliar euro untuk prakarsa selama periode yang sama.

Para pemimpin Italia, Kanada, dan Jepang, juga berbicara tentang rencana mereka, beberapa di antaranya telah diumumkan secara terpisah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tidak hadir, tetapi negara mereka juga berpartisipasi.



Sumber : KOMPAS TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x