Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Jalin Kesepakatan, Indonesia Siap Ekspor Energi dari Tiga Proyek Tenaga Surya ke Singapura

Kompas.tv - 26 Oktober 2021, 19:52 WIB
jalin-kesepakatan-indonesia-siap-ekspor-energi-dari-tiga-proyek-tenaga-surya-ke-singapura
Penandatanganan kesepakatan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya untuk ekspor energi bersih Indonesia ke Singapura. (Sumber: Kompas TV/Ant/KBRI Singapura)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia dan Singapura memutuskan untuk mengembangkan tiga proyek pembangkit listrik tenaga surya melalui joint venture atau perusahaan patungan.

Dengan kerja sama ini, Indonesia menargetkan ekspor perdana energi bersih terbarukan 100 MW pada 2024.

Penandatanganan kerja sama pengembangan proyek energi surya antara PT Trisurya Mitra Bersama dengan PLN Batam dan Sembcorp Industries.

Proyek kedua dibangun oleh Medco Power Energy dengan dua perusahaan Singapura Gallant Venture Ltd dan PacificLight Energie Pte Ltd. Sementara, proyek ketiga dibangun oleh konsorsium Sunseap dan Agung Sedayu Group. 

Baca Juga: Hadapi Ancaman Sebesar Pandemi di Masa Depan, Presiden Jokowi Sampaikan Komitmen Ini

Kesepakatan pengembangan dan pembelian energi bersih tersebut dilaksanakan di tengah kegiatan Singapore International Energy Week (SIEW) yang dimulai pada Senin (25/10/2021).  

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng menjadi saksi penandatanganan terpisah antara perusahaan Indonesia dan Singapura. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan, Indonesia serius dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan sebagai bagian dari upaya global untuk mencegah perubahan iklim. 

Indonesia memiliki potensi sangat besar, mulai dari matahari, angin, air, panas bumi dan arus bawah laut.

"Indonesia bukan hanya akan bisa memenuhi kebutuhan energi bersih dan terbarukan untuk kepentingan dalam negeri, tetapi juga untuk negara di sekitarnya. Ekspor perdana 100 MW dari Pulau Bulan merupakan tonggak pertama bagi Indonesia untuk menyediakan energi bersih dan terbarukan," kata Arifin, dikutip dari Antara.

Menteri ESDM sangat berharap pengembangan energi baru dan terbarukan dapat membantu mendorong kebangkitan industri manufaktur panel surya nasional. 

Yang tidak kalah pentingnya adalah penciptaan lapangan kerja dan pengetahuan di bidang energi baru dan terbarukan. 

Pada pembukaan SIEW, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong mengatakan bahwa Singapura memiliki rencana untuk menjadi negara rendah karbon. 

Untuk itu, Singapura akan mulai beralih dari penggunaan bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan. Salah satu alternatifnya adalah energi surya dan juga energi hidroelektrik.

Baca Juga: Peringatan BMKG Akibat Perubahan Iklim, Bencana Badai hingga Hilangnya Es di Puncak Jaya

Singapura sudah mulai mengembangkannya dengan menggunakan sumber daya yang ada seperti gudang dan atap bangunan. Namun dengan keterbatasan lahan, tidak mungkin Singapura menerimanya dari negaranya sendiri.

"Untuk itulah kerja sama dengan negara-negara tetangga dan kawasan penting dilakukan karena Singapura membutuhkan pasokan energi listrik dari energi rendah karbon hingga 4 GW pada 2035. Untuk tahap pertama kami akan mengimpor listrik dari Pulau Bulan, Indonesia, sebesar 100 MW," ujar Gan Kim Yong.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menjelaskan, rencana ekspor listrik tenaga surya dari Pulau Bulan sudah dimulai sejak tiga tahun lalu. 

Berbagai kajian dilakukan secara panjang dan akhirnya mendapatkan komitmen pembelian dari Energy Market Authority untuk bisa menyuplai kebutuhan energi listrik untuk Singapura.

"Sekarang tugas kami merealisasikannya. Ada 1.000 ha lahan yang tersedia sehingga bisa menghasilkan 1 GW. Namun untuk tahap pertama akan diekspor 100 MW dan harapannya sudah bisa direalisasikan 2024 nanti," kata Hilmi.

Presdir PT Trisurya Mitra Bersama Benjamin Subrata secara terpisah menyampaikan pihaknya bersama Sembcorp sepakat untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya di kawasan Batam dan Nusa Tenggara Timur.

"Untuk di Batam rencananya kami akan memulai dengan 350 MW di mana 50 MW akan dipergunakan untuk Batam dan sisanya diekspor ke Singapura. Namun proyek yang lebih besar akan kami lakukan di Sumba dan akan dikembangkan di lahan seluas 6.000 ha," jelas Ben Subrata.

Baca Juga: KLHK: Pemerintah Daerah Berperan Tangani Bencana Perubahan Iklim



Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x