> >

Terapkan New Normal, Wali Kota Bekasi: Jika Ada Lonjakan Kasus Positif Corona, Ngapain Takut

Berita daerah | 28 Mei 2020, 10:12 WIB
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi di Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi, Jumat (19/7/2019). (Sumber: (KOMPAS.com/VITORIO MANTALEAN))

BEKASI, KOMPAS TV - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengaku tidak khawatir jika nantinya terdapat lonjakan kasus Covid-19 saat memberlakukan penerapan new normal.

Rahmat Effendi yakin Pemerintah Kota Bekasi mampu mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Apalagi, saat ini Bekasi telah didukung dengan adanya rumah sakit maupun alat kesehatan yang memadai.

“Kalau ada (lonjakan kasus Covid-19) enggak masalah, enggak perlu ada yang ditakutkan lagi sekarang. Ngapain mesti takut orang kita alatnya ada, rumah sakitnya ada, apa yang musti kita takutin sekarang, kecuali di awal-awal,” kata Rahmat Effendi di Bekasi, Jawa Barat, seperti dikutip dari Kompas.com Rabu (27/5/2020).

Baca Juga: 30 Warga Kota Bekasi Suspect Virus Corona

Rahmat mengklaim saat ini kasus Covid-19 di Kota Bekasi perlahan mulai berkurang. Dari catatannya, angka reproduksinya mencapai angka 0,71.

Dengan demikian, menurut Rahmat Effendi, sangat wajar jika Kota Bekasi menerapkan new normal.

“Kita tinggal 12 orang (yang positif Covid-19). Artinya kalau kita lihat dari siklus ini, sementara yang sehat sudah seperti ini, yang meninggal sudah sedikit, yang sakit sedikit, boleh dong kita survive,” ujarnya.

“Jadi kita tidak perlu lagi takut dengan persoalan epidemiologi itu, kita jalani saja.”

Menurut Rahmat, penerapan new normal di Bekasi akan dibekali dengan protokol kesehatan dengan melakukan pembatasan sosial masyarakat.

Baca Juga: New Normal? 1 Keluarga di Bekasi Positif Corona, Begini Kronologinya...

Selain itu, Pemerintah Kota Bekasi akan tetap memeriksakan warganya secara rutin terkait Covid-19 seiring penerapan new normal. Dengan begitu, penyebaran Covid-19 warga Bekasi bisa dilacak dengan cepat.

Kini, Pemkot Bekasi masih memiliki 7.000 rapid test dan 3.000 kit PCR yang digunakan untuk memeriksa penyebaran Covid-19.

“Masih banyak kita punya 7.000-an rapid (test), kalau kurang nanti kita beli lagi. Terus kit PCR kita masih punya 3000-an karena dinkes kemarin beli 10.00 di awal-awal, sekarang kan banyakan tes swab PCR,” kata Rahmat. 

“Itu Kit PCR memang agak mahal Rp 1 juta terus rumah sakit masih ada 5.000 artinya kita punya 15.000.”

Adapun berdasarkan data corona.bekasikota.go.id hingga Rabu (27/5/2020) masih terdapat 297 pasien positif Covid-19. Jumlah ini bertambah dua pasien , dari satu hari sebelumnya atau pada Senin kemarin.

Baca Juga: Mau ke Mall di Bekasi? Ini Dia Syarat Protokol Kesehatan yang Harus Diikuti

Dari jumlah 297 kasus positif Covid-19, ada 250 pasien sembuh Covid-19. Lalu, ada 32 pasien positif yang meninggal dunia.

Sebelumnya, Pemerintah Jawa Barat memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Kota Bekasi hingga Jumat (29/5/2020).

Seiring penerapan PSBB berlangsung, Kota Bekasi pun berencana untuk memulai adaptasi dengan tatanan hidup baru atau normal baru di tengah pandemi Covid-19.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberi lampu hijau akan penerapan new normal di Kota Bekasi tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan kunjungan Jokowi ke salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bekasi, Mall Summarecon Bekasi, Selasa (26/5/2020).

Baca Juga: Bekasi Tambah Positif Corona 1 Keluarga, Sempat Ikut Shalat Idul Fitri

Tujuan Jokowi ke Mall Summarecon Bekasi untuk meninjau persiapan kehidupan normal baru.

Jokowi memastikan kesiapan pusat perbelanjaan di Kota Bekasi menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebelum nantinya diperbolehkan beroperasi.

Kota Bekasi merupakan salah satu daerah yang akan menerapkan new normal dalam waktu dekat ini.

Sebab angka reproduksi atau reproduksi number Covid-19 di Kota Bekasi saat ini ada di bawah angka 1, yakni 0,71.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU