> >

BPBD Kabupaten Berau Mencatat Lebih dari 2.000 Terdampak Banjir Sejak Pekan Lalu

Peristiwa | 18 Mei 2021, 14:22 WIB
Kondisi banjir yang terjadi di dua Kampung di Kecamatan Sambaliung pada Sabtu (15/5/2021) kemarin. (Sumber: Tribun Kaltim/Ikbal Nurkarim)

BERAU, KOMPAS.TV - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau, Kalimantan Timur,  mencatat banjir yang terjadi dalam kurun waktu 13-16 Mei 2021 membuat lebih dari 2.000 kepala keluarga (KK) terdampak.

Banjir tersebut disebabkan oleh hulu Sungai Segah dan Sungai Kelay meluap sejak akhir pekan lalu.

“Untuk ketinggian air bervariasi. Beberapa kampung hanya sampai di kolong rumah. Tapi di Tumbit Dayak dan Melayu sampai merendam rumah warga,” kata Kepala BPBD Kabupaten Berau Thamrin, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: Hujan Deras Semalam, 3 Desa Terendam Banjir di Kabupaten Bogor, 9 Rumah Rusak

Di Kabupaten Berau, kampung adalah sebutan untuk desa. Banjir terparah berada di Kampung Tumbit Melayu, Kecamatan Teluk Bayur dan Tumbit Dayak di Kecamatan Sambaliung.

Ada beberapa desa yang sudah mulai surut terutama di daerah aliran Sungai Segah. Sementara 10 desa lainnya masih terendam banjir.

“Di Kampung Tumbit Melayu saja ada sekitar 300 rumah dari 10 RT yang terendam. Belum lagi di Tumbit Dayak dan desa lainnya. Kalau di total bisa sampai ribuan rumah terdampak,” tambahnya.

Bantuan untuk korban banjir sudah disalurkan dengan melibatkan banyak pihak. Pemerintah Kabupaten Berau kini fokus penyaluran bantuan tersebut karena banyak warga yang memilih bertahan di rumah.

Baca Juga: Sejumlah Daerah di Aceh Diterpa Banjir dan Tanah Longsor Setelah Dilanda Hujan Lebat

Sebelumnya, banjir merendam ratusan rumah di Kampung Bena Baru, Sambaliung, di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Selain hujan yang deras, banjir tersebut diduga akibat tanggul tambang batubara PT RUB jebol.

Bupati Berau Sri Juniarsih meninjau lokasi banjir, hingga ke lokasi tambang batubara yang kini sudah sama rata dengan ketinggian air banjir.

"Tanggul jebol, kita perlu bicara dengan pihak perusahaan. Apalagi tambang dan sungai sudah menyatu. Mungkin, ada efek dari tanggul jebol pada kualitas air yang dikonsumsi masyarakat," kata Juniarsih beberapa waktu lalu.

Selain itu, Kepala Kampung Tumbit Dayak, Amat Efendi mengatakan, banjir di wilayahnya sudah sering terjadi akibat air luapan Sungai Kelay pada saat musim penghujan.

Menurutnya, banjir mengganggu aktivitas warga dan perkebunan warga ikut rusak terendam banjir. Pihaknya berharap pemerintah daerah segera turun tangan, terlebih banjir ini telah melanda kampungnya sejak Idulfitri beberapa hari kemarin.

Baca Juga: Sampah Sungai Menumpuk Akibat Banjir di HST, Petugas dan Warga Gotong Royong Lakukan Pembersihan

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU