> >

15 Mobil Baru Miliarder Tuban Kecelakaan, Dealer: Sudah Selesai Perbaikan Gratis

Peristiwa | 23 Februari 2021, 18:12 WIB
Mobil warga kampung miliarder Tuban yang rusak akibat pengemudi belum mahir. (Sumber: Auto 2000/TribunJatim.com)

TUBAN, KOMPAS.TV - Cerita warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang mendadak jadi miliarder rupanya belum berakhir.

Setelah sebelumnya heboh warga desa tersebut memborong mobil ramai-ramai, kini mereka dikabarkan kecelakaan dengan mobil barunya.

Setidakna ada belasan mobil milik warga yang mengalami kerusakan. Hal tersebut diakui Branch Manager Auto 2000 Tuban Arie Soerjono.

Baca Juga: Belasan Mobil Mewah Miliarder Tuban Rusak Akibat Kecelakaan, Pemiliknya Ternyata Belum Bisa Nyetir

Dia mengatakan, hingga kini sudah ada 15 mobil milik warga Desa Sumurgeneng yang mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu tidak terjadi di jalan raya, tetapi di lingkungan jalan desa setempat.

Misalnya saja saat pemilik memundurkan mobilnya dan menabrak garasi. Penyebab kecelakaan itu karena sang miliarder pemilik mobil belum bisa menyetir. 

Kini, belasan mobil yang kebanyakan berasal dari Toyota itu pun masih harus menunggu diperbaiki di bengkel resmi.

"Sudah ada 15 mobil yang kecelakaan kecil, tapi sudah selesai perbaikan sekarang," kata Arie dikutip dari TribunJatim pada Selasa (23/2/2021).

Masuk Klaim Asuransi

Arie menjelaskan, pemilik mobil tak dikenakan biaya perbaikan setelah mengalami kecelakaan kecil itu. Pasalnya, mobil yang dibeli sudah masuk dalam klaim asuransi.

Dengan begitu, setelah mobil sudah selesai diperbaiki selanjutnya bisa diambil oleh pemiliknya ataupun diantar tanpa dikenakan biaya.

"Kebanyakan diantar ke pemiliknya, mobil masuk asuransi jadi tidak usah bayar perbaikan," ucap Arie.

Baca Juga: Kampung Miliarder di Tuban Mendadak Digeruduk Sales, TNI-Polri Berjaga Sampai 24 Jam

Foto sejumlah warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, dengan ramai-ramai membeli mobil baru. (Sumber: Tribunnews/Istimewa)

Balum Mahir Menyetir

Sebelumnya diberitakan, kisah para miliarder mendadak ini terkuak usai sebuah video yang memperlihatkan belasan mobil baru yang diangkut menggunakan truk towing tiba di desa setempat pada Minggu (14/2/2021) sore.

Video tersebut lantas viral setelah diunggah ke media sosial. Setelah ramai membeli ratusan mobil, fakta unik lainnya terungkap, bahwa beberapa warga pembeli mobil baru itu ternyata belum bisa mengendarainya.

Salah satu warga bernama Wantono (40) menceritakan pengalamannya yang baru bisa menyetir setelah membeli mobil jenis Mitsubishi Xpander dari hasil jual tanah.

Wantono mengatakan, sehari-harinya ia hanya mengendarai traktor untuk ke sawah. Namun, setelah beli mobil, ia kemudian diajari temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi.

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," kata Wantono yang ditemui TribunJatim di rumahnya pada Kamis (18/2/2021).

Sambil meminum air, bapak satu anak itu mengaku tak membutuhkan waktu lama untuk belajar mengemudi mobil.

Dia mengatakan, masih sulit mengendari traktor yang digunakannya sehari-hari untuk membajak sawah ketimbang mengemudikan mobil.

Meski sudah bisa mengemudi, namun pria yang mendapat Rp 24 miliar setelah menjual tanahnya 4 hektare itu belum berani mengemudi ke kota.

"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota. Saya hanya beli 1 mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," pungkasnya.

Baca Juga: Lagi, Warga Satu Desa di Kuningan Mendadak Miliarder Borong Mobil dan Motor

Sementara itu, Matrawi (55) warga sekitar juga menyatakan hal sama. Dia membeli dua mobil setelah menjual tanahnya 1/2 hektar dan mendapat Rp 3 miliar dari Pertamina.

Sebelum membeli mobil, ia juga tidak bisa mengemudikan mobil. Namun, setelah membelinya mobil Toyota Rush dan jenis Pick up ia baru belajar.

"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," tutur Matrawi.

Sebagai informasi,lahan warga dihargai apraisal senilai Rp 600 sampai Rp 800 ribu per meter untuk pembebasan lahan kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia. Lahan yang dihargai menyesuaikan lokasi.

Adapun kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026. Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

Baca Juga: Tarsimah, Warga Desa Miliarder Tuban yang Tak Dapat Apa-apa Karena Tidak Punya Lahan untuk Dijual

 

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU