> >

Mendapatkan Serangan Rasis, Marcus Rashford Angkat Bicara

Kompas sport | 13 Juli 2021, 10:58 WIB
Marcus Rashford menjadi sasaran serangan rasis setelah gagal mengeksekusi penalti di final Euro 2020. (Sumber: Twitter @ManUtd)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyerang Manchester United dan timnas Inggris Marcus Rashford akhirnya angkat bicara usai kegagalan eksekusi penalti di laga final Euro 2020 melawan Italia. 

Dalam babak tos-tosan tersebut, Rashford bersama Jadon Sancho dan Bukayo Saka menjadi tiga eksekutor penalti Inggris yang gagal menjalankan tugasnya. 

Inggris pun harus merelakan gelar Euro 2020 jatuh ke tangan Italia. 

Usai laga final tersebut, Rashford, Sancho dan Saka banyak mendapat hujatan hingga serangan rasis. 

Terkait laga final dan serangan rasis yang ditujukan kepada dirinya, Rashford akhirnya buka suara. 

Melalui pernyataan di akun Twitternya,  Rashford menuliskan permohonan maaf karena gagal menjadi eksekutor tendangan penalti. 

"Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana dan saya bahkan tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan saya saat ini dengan kata-kata," buka Rashford. 

Baca Juga: Jadon Sancho Resmi ke Manchester United, Marcus Rashford Beri Sambutan

Dalam permohonan maafnya tersebut, Rashford mengungkapkan bahwa ia sangat menyesal gagal mencetak gol di babak adu penalti. 

Ia merasa bersalah karena Inggris tinggal selangkah lagi membuat sejarah baru. 

"Final. 55 tahun. 1 penalti. Sejarah. Yang bisa saya katakan hanyalah maaf. Saya berharap hasilnya bisa berbeda."

Terkait serangan rasis yang didapatnya, Rashford juga memberikan tanggapannya. 

"Saya dapat menerima kritik atas penampilan saya sepanjang hari, penalti saya tidak cukup baik di mana seharusnya masuk tetapi saya tidak akan pernah meminta maaf atas siapa saya dan dari mana saya berasal."

"Saya tidak merasakan momen yang lebih membanggakan daripada mengenakan lambang tiga singa di dadaku dan melihat keluarga saya menyemangati di antara puluhan ribu orang. Saya memimpikan hari-hari seperti ini."

"Pesan yang saya terima hari ini sangat luar biasa dan melihat tanggapan di Withington membuat saya hampir menangis. Komunitas yang selalu merangkul saya terus mendukung saya."

Baca Juga: Polisi Mulai Buru Pelaku Rasisme terhadap Marcus Rashford

Withington merupakan kampung halaman Rashford di kota Manchester. Di salah satu sudut Withington terdapat mural dari Marcus Rashford yang dirusak oleh orang tak bertanggungjawab dengan tulisan kata-kata rasis. 

Namun tulisan tersebut sudah ditutupi dengan ucapan dukungan dan hiasan oleh para komunitas setempat yang bersimpati dengan apa yang terjadi pada Rashford. 

Mural Marcus Rashford yang dicoret dengan kata-kata kasar dan telah ditutupi dengan hiasan dan ucapan dukungan. (Sumber: Twitter @MarcusRashford)

"Saya Marcus Rashford, pria kulit hitam berusia 23 tahun dari Withington dan Wythenshawe, Manchester Selatan. Jika saya tidak punya apa-apa lagi, saya masih memilikinya. Untuk semua pesan yang baik, terima kasih. Saya akan kembali lebih kuat. Kami akan kembali lebih kuat," pungkas Rashford. 

Dilansir dari BBC, menurut data Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) setidaknya ada 850 ribu twit yang mengomentari final Euro 2020.

Sebanyak 1.913 tiga cuitan berpotensi sebagai serangan terhadap Marcus Rashford, Jadon Sancho, Bukayo Saka dan Raheem Sterling. 

Sementara itu 167 cuitan dianggap penyalahgunaan media sosial dengan resiko tinggi. 

Baca Juga: Kalah dari Italia, Suporter Inggris Bentrok dengan Aparat

"Analisis awal kami menunjukkan volume pelecehan yang ditandai di sekitar final Euro 2020, yang ditujukan terutama pada Jadon Sancho, Bukayo Saka, Marcus Rashford dan Raheem Sterling, lebih tinggi daripada gabungan turnamen lainnya," kata PFA.

PFA menambahkan, cuitan-cuitan tersebut telah dihapus meski akun dari pengguna tersebut belum ditangguhkan secara permanen.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU