> >

Fahri Hamzah Yakin Kehadiran Jokowi di Koalisi Besar Tidak Mengubah Sistem Presidensial

Politik | 16 Maret 2024, 08:02 WIB
Wakil Ketum Partai Gelora Fahri Hamzah di program Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (14/12/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Keberadaan Joko Widodo dalam memimpin koalisi besar di pemerintah selanjutnya dinilai bakal menimbulkan "tiga matahari kembar".

Tiga matahari kembar ini, yakni presiden dan wakil presiden terpilih serta Joko Widodo yang posisinya berada di atas partai-partai pendukung pemerintah. 

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah tidak sependapat dengan penilaian kehadiran Jokowi dalam koalisi besar partai-partai pendukung pemerintah selanjutnya bisa membuat tiga matahari kembar. 

Menurut Fahri penilaian tersebut hanya sebuah kecurigaan berlebihan. Ia mengingatkan di periode kedua Jokowi selalu mendorong agar rekonsiliasi politik terus berjalan. 

Hal ini bisa dilihat saat Prabowo-Gibran menyatakan perlu ada keberlanjutan dari program-program di pemerintahan selanjutnya. 

Baca Juga: Fahri Hamzah: Kalau Puan atau Ganjar Mau Jadi Wakil Prabowo, Enggak akan Ada Nama Gibran

Bahkan niat baik perlu adanya rekonsiliasi, keberlanjutan dan kerja sama antar semua elemen bangsa sudah mendapat 58 persen persetujuan masyarakat. 58 persen tersebut dilihat dari hasil hitung cepat Pilpres 2024. 

"58,8 persen itu adalah persetujuan rakyat bahwa elite lebih bersatu dari pada memikirkan perbedaan yang tidak perlu," ujar Fahri dalam program Kompas Petang KOMPAS TV, Jumat (15/3/2024).

Di sisi lain Fahri menilai transisi kepemimpinan juga menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Ia mengingatkan Indonesia punya catatan dalam masa proses transisi kepemimpinan ada yang tidak berjalan mulus. 

Semisal dari transisi kepemimpian Presiden pertama RI Soekarno ke Presiden ke-2 RI Soeharto. Transisi dari Presiden ke-2 Soeharto ke Presiden ke-3 BJ Habibie. 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU