> >

Pengamat: Program Gratis Capres Tingkatkan Insentif Elektoral, tapi Prioritas Harus Dihitung Betul

Rumah pemilu | 31 Desember 2023, 20:34 WIB
Calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kedua kiri), Capres dan Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto (ketiga kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan), serta Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo (kedua kanan) dan Mahfud MD (kanan) berfoto bersama dengan menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres, di Kantor KPU, Selasa (14/11/2023). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam menyebut program-program dengan embel-embel “gratis” kontestan Pilpres 2024 menguntungkan dari sisi insentif elektoral. Namun, Umam menyebut aspek prioritas penyusunan program harus diperhatikan oleh para kandidat.

Hal tersebut disampaikan Umam menanggapi fenomena munculnya program-program dengan embel-embel “gratis” untuk masyarakat di Pilpres 2024. 

Kata Umam, program-program gratis tersebut berkaitan langsung dengan kekhawatiran masyarakat mengenai mahalnya harga-harga kebutuhan.

"Kita memiliki struktur masyarakat yang sekitar 40 persen yang terkategori miskin atau hampir miskin dalam kategori World Bank (Bank Dunia), tetapi kemudian kelompok itu harus dipetakan betul, mana yang berhak mendapat uluran tangan negara, mana yang tidak,” kata Umam dalam program Kompas Petang Kompas TV, Minggu (31/12/2023).

Baca Juga: Makan Siang Gratis Dinilai Buka Celah Korupsi, Nusron: Semua Program di Indonesia Rentan Dikorupsi

Mengenai program makan siang dan susu gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Umam menyinggung transformasi ekonomi negara-negara Asia Timur yang disebutnya bertumpu pada penguatan sumber daya manusia.

Kata Umam, untuk transformasi ekonomi, hal yang diperlukan adalah meletakkan penguatan basis pendidikan yang terintegrasi dengan industri. Umam pun menyorot potensi korupsi dalam program makan siang dan susu gratis yang diperkirakan menggunakan anggaran hingga Rp400 triliun per tahun.

"Bagi kelompok masyarakt dengan kategori miskin dan hampir miskin tentu program-program yang sifatnya transaksional akan menjadi insentif elektoral yang sangat memadai, tapi kan yang dibutuhkan masyarakat umum itu bagaimana kemudian program-program itu membawa dampak langsung pada pembangunan ke depan,” kata Umam.

Sementara itu, juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD Chico Hakim mempertanyakan penyusunan prioritas anggaran di balik program makan siang gratis. Menurutnya, banyak hal yang harus diprioritaskan seperti pembangunan puskesmas di desa dan insentif guru keagamaan.

"Apakah (makan siang gratis) itu bisa tersaring? Apakah itu tidak akan menjadi mubazir jika anak-anak mampu di sekolah-sekolah itu tidak berminat memakan makan siang gratis?" kata Chico.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU