Pengamat: Program Gratis Capres Tingkatkan Insentif Elektoral, tapi Prioritas Harus Dihitung Betul
Rumah pemilu | 31 Desember 2023, 20:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam menyebut program-program dengan embel-embel “gratis” kontestan Pilpres 2024 menguntungkan dari sisi insentif elektoral. Namun, Umam menyebut aspek prioritas penyusunan program harus diperhatikan oleh para kandidat.
Hal tersebut disampaikan Umam menanggapi fenomena munculnya program-program dengan embel-embel “gratis” untuk masyarakat di Pilpres 2024.
Kata Umam, program-program gratis tersebut berkaitan langsung dengan kekhawatiran masyarakat mengenai mahalnya harga-harga kebutuhan.
"Kita memiliki struktur masyarakat yang sekitar 40 persen yang terkategori miskin atau hampir miskin dalam kategori World Bank (Bank Dunia), tetapi kemudian kelompok itu harus dipetakan betul, mana yang berhak mendapat uluran tangan negara, mana yang tidak,” kata Umam dalam program Kompas Petang Kompas TV, Minggu (31/12/2023).
Baca Juga: Makan Siang Gratis Dinilai Buka Celah Korupsi, Nusron: Semua Program di Indonesia Rentan Dikorupsi
Mengenai program makan siang dan susu gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Umam menyinggung transformasi ekonomi negara-negara Asia Timur yang disebutnya bertumpu pada penguatan sumber daya manusia.
Kata Umam, untuk transformasi ekonomi, hal yang diperlukan adalah meletakkan penguatan basis pendidikan yang terintegrasi dengan industri. Umam pun menyorot potensi korupsi dalam program makan siang dan susu gratis yang diperkirakan menggunakan anggaran hingga Rp400 triliun per tahun.
"Bagi kelompok masyarakt dengan kategori miskin dan hampir miskin tentu program-program yang sifatnya transaksional akan menjadi insentif elektoral yang sangat memadai, tapi kan yang dibutuhkan masyarakat umum itu bagaimana kemudian program-program itu membawa dampak langsung pada pembangunan ke depan,” kata Umam.
Sementara itu, juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD Chico Hakim mempertanyakan penyusunan prioritas anggaran di balik program makan siang gratis. Menurutnya, banyak hal yang harus diprioritaskan seperti pembangunan puskesmas di desa dan insentif guru keagamaan.
"Apakah (makan siang gratis) itu bisa tersaring? Apakah itu tidak akan menjadi mubazir jika anak-anak mampu di sekolah-sekolah itu tidak berminat memakan makan siang gratis?" kata Chico.
Di lain sisi, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Nusron Wahid menegaskan bahwa program makan siang dan susu gratis diperlukan menyambut bonus demografi.
Politikus Golkar itu pun berjanji pihaknya akan mengutamakan sektor pertanian dan peternakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan program makan siang dan susu gratis.
Nusron menyebut Prabowo-Gibran mengusung 17 program lain, tidak hanya makan siang gratis. Ia juga optimistis kebutuhan anggaran makan siang gratis bisa terpenuhi karena Prabowo akan melanjutkan kebijakan hilirisasi Joko Widodo.
"Tenaga kerja kita kalah produktif dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, kemudian Thailand, Vietnam. Kita harus meng-upgrade generasi muda kita menjadi generasi yang unggul, yang kompetitif. Dan itu harus dipastikan pasokan gizinya,” kata Nusron.
"Kalau kemudain dikatakan sumber anggarannya ada apa tidak? Insya Allah ada. Kenapa kita yakin ada? Karena salah satu programnya Pak Jokowi yang akan dilanjutkan Pak Prabowo-Gibran adalah hilirisasi multisektoral,” ujarnya.
Baca Juga: Cak Imin Klaim Didukung Mayoritas Kiai NU, Ada Pihak Bagikan Uang dan Minta Kiai Berhenti Bantu Amin
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV