> >

Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres, Anak Setia Beri Susu hingga Sisir Ibunya yang Sudah Jadi Mayat

Hukum | 22 November 2022, 05:35 WIB
Tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara kasus satu keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (14/11/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan temuan terbaru soal kasus satu keluarga yang tewas misterius di Perumahan Citra Garden 1 Extension Kalideres, Jakarta Barat.

Hengki menjelaskan, bau busuk di rumah satu keluarga yang diduga berasal dari mayat itu ternyata sudah tercium sejak Mei 2022.

Baca Juga: Diungkap Polisi, Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Punya Anak Selain Dian

Adalah mediator dan dua pegawai koperasi simpan pinjam yang kali pertama mencium aroma bau busuk di rumah satu keluarga tersebut. Bahkan mereka sempat masuk ke dalam rumah itu.

Hengki menjelaskan, berawal ketika salah satu korban yaitu Budiyanto Gunawan berencana menggadaikan sertifikat rumah yang sedang ditempatinya saat itu.

Lalu, Budiyanto menghubungi seorang mediator yang biasa melakukan transaksi jual beli rumah. Kepada mediator itu, Budiyanto minta dicarikan pinjaman dengan jaminan sertifikat rumah.

Korban kemudian langsung menyerahkan sertifikat asli rumah kepada mediator tersebut. Selang beberapa lama, sang mediator menemukan koperasi simpan pinjam yang bisa mengajukan pinjaman dengan jaminan sertifikat rumah.

Menurut Hengki, koperasi simpan pinjam yang dihubungi mediator tertarik memberikan pinjaman. Mengingat, lokasi perumahan yang menjadi jaminan memiliki Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) cukup tinggi. Sementara pencairan pinjaman maksimal 50 persen dari NJOP.

Baca Juga: Belatung Jadi Petunjuk Baru buat Polisi Ungkap Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Agar pinjaman bisa segera diproses, mediator tersebut lalu mengajak dua pegawai koperasi simpan pinjam itu ke rumah korban pada 13 Mei 2022.

Setibanya di rumah itu, menurut Hengki, ketiga orang tersebut dikejutkan dengan bau busuk yang sangat menyengat berasal dari dalam rumah.

"Pada saat itu diterima oleh almarhum Budiyanto, begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada bulan Mei, 13 Mei," kata Hengki di Jakarta pada Senin (21/11/2022).

Ketiga saksi itu sontak bertanya kepada Budiyanto mengenai bau busuk tersebut. Tuan rumah menjawab itu hanya bau saluran atau got yang belum dibersihkan.

Mereka pun akhinrya masuk ke dalam rumah itu. Setelah itu, mereka meminta bertemu dengan pemilik rumah sesuai nama yang tertera di sertifikat, yaitu Reni Margareta.

Baca Juga: Mantan Ketua RT Ungkap Perilaku Keluarga Kalideres, Tak Urus Orang Tua Sakit Sampai Meninggal

Oleh anak Reni Margareta bernama Dian Febbyana, pegawai koperasi simpan pinjam tersebut lalu diajak masuk ke kamar ibunya yang saat itu dikatakan sedang istirahat.

Saat itu, kata Hengki, Dian sempat mengatakan agar lampu kamar ibunya tidak dinyalakan. Alasannya, sang ibu terganggu dengan cahaya.

"Begitu pintu kamar dibuka, pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk. Di mana 'ibunya, ini lagi tidur tapi jangan dinyalakan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya," ujar Hengki menirukan ucapan Dian.

Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu pegawai koperasi simpan pinjam itu lalu menyalakan senter di ponselnya. Ia pun dikejutkan dengan kondisi Reni Margareta yang ternyata sudah jadi mayat.

"Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat, pada tanggal 13 Mei," ujar Hengki.

Baca Juga: Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Disebut Anut Sekte Apokaliptik, Ini Penjelasan Polisi

Kepada pegawai koperasi yang kaget itu, kata Hengki, Dian sempat mengatakan bahwa ibunya yang terbaring di tempat tidur itu masih hidup.

Bahkan, Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu. Selain itu, ia juga mengaku masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.

Mediator dan dua pegawai koperasi tersebut kemudian langsung beranjak pergi dan tidak ingin melanjutkan proses gadai tersebut.

 

Kasus penemuan satu keluarga meninggal dunia itu terungkap ke publik ketika ketua RT setempat mencium bau busuk dari dalam rumah korban pada Kamis, 11 Oktober 2022, sekitar pukul 18.00 WIB.

Ketua RT langsung melapor ke Polsek Kalideres soal temuan bau busuk itu. Selanjutnya bersama polisi, ketua RT akhirnya memaksa masuk ke dalam rumah tersebut.

Baca Juga: Kondisi Terakhir Korban Tewas Sekeluarga di Kalideres Terungkap: Tadinya Cantik, Jadi Kurus Pucat

Ketika pintu utama dibuka, petugas mendapati empat mayat berstatus suami, istri, anak dan ipar. Mereka ditemukan di tiga ruangan berbeda.

Rinciannya, korban Rudyanto Gunawan (71) ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi terlentang di sofa ruang tamu.

Baca Juga: Pengakuan Tukang Jamu Langganan, Satu Korban di Kalideres Ingin Pinjam Uang Rp50 Juta untuk Operasi

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU