> >

Aliansi Pekerja SPBU Menganggap Amat Janggal Tuntutan Gaji dan Copot Dirut Pertamina

Politik | 28 Desember 2021, 17:04 WIB
Pemerintah secara bertahap akan mengurangi Premium dan Pertalite hingga menghapusnya sama sekali. SPBU Pertamina nantinya hanya akan menjual Pertamax dan Pertamax Turbo yang dinilai lebih ramah lingkungan (23/12/2021). (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Aliansi Pekerja SPBU mengkritik rencana aksi mogok kerja yang akan dilakukan oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).

Rencananya aksi mogok kerja FSPPB digelar pada 29 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022.

Ketua Aliansi Pekerja SPBU Dadan Suryana menilai tuntutan aksi mogok kerja FSPPB sangat tidak masuk di akal. Terlebih jika tuntutannya meminta manajemen pertamina untuk membatalkan pemangkasan gaji. 

Menurut Dadan, gaji pekerja Pertamina tersebut sangat tinggi dibandingkan pendapatan para petugas SPBU. 

Baca Juga: Pertamina Pastikan Tidak Ada Pemotongan Gaji Karyawan, Semua Benefit Pekerja Masih Normal

Seharusnya, sambung Dadan, para pegawai Pertamina bersyukur karena sudah mendapatkan gaji yang sangat besar. Sebab para gaji para pekerja di SPBU banyak yang masih di bawah upah minimum regional (UMR).

"Aneh saja saya kira, gaji mereka ada yang sampai Rp70 juta sebulan, lalu (mau) bikin aksi mogok seperti itu, saya pikir janggal saja," ujar Dadan dalam keterangan tertulis, Selasa (28/12/2021). Dikutip dari Kompas.com.

Dadan juga menyarankan agar FSPPB berpikir ulang untuk melaksanakan mogok kerja tersebut. Apalagi, akibat dari aksi mogok akan berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan.

Baca Juga: Viral Ajakan Isi Penuh Tangki BBM Mulai 27 Desember karena Karyawan Mogok, Pertamina Buka Suara

"Ini kan tempat kita cari makan, mereka gaji besar enak, tabungan banyak. Kita di sini yang gaji pas-pasan sempat Pertamina ini gak jalan gara-gara mereka mogok kerja. Kitanya gimana coba? Coba pikir-pikir lagi deh, banyak-banyak bersyukur lah hidup ini mah," ujarnya.

Lebih lanjut Dadan juga menilai tuntutan FSPPB untuk mencopot Dirut Pertamina Nicke Widyawati dari jabatannya merupakan tuntutan yang sangat politis.

Menurut Dadan kinerja Nicke sejauh ini tidak ada masalah, sehingga akan aneh jika tiba-tiba dicopot tanpa ada alasan yang jelas.

Baca Juga: Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Ia menduga ada kemungkinan tuntutan mencopot Nicke Widyawati sebagai Dirut Pertamina merupakan titipan dari pihak yang ingin jabatan Dirut di Pertamina.

"Emang kasusnya apa sih sampai harus dicopot? Sejauh ini saya pikir enggak ada masalah kok. Jangan sampai deh, aksi ini karena ada yang pengin jabatan Dirut di Pertamina, ya jangan begitulah," ujarnya. 

Baca Juga: Video Petugas SPBU Bintaro Ketahuan Curang Viral di Medsos, Pertamina Evaluasi Pelaku Dipecat

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Purwanto

Sumber : Kompas.com


TERBARU