> >

Pakar Hukum Internasional: Kapal China di Perairan Natuna akan Terus Ada Sampai Kiamat

Peristiwa | 17 September 2021, 10:14 WIB
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana (Sumber: Tribunnews.com)

Oleh karena itu, Prof. Hikmahanto mendorong Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk menjamin kenyamanan nelayan di Natuna Utara yang merasa terintimidasi.

Kenyamanan yang dimaksud, kata Prof. Hikmahanto yang merupakan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani (UNJANI) ini yaitu bukan mengusir kapal perang dari laut lepas.

Melainkan Bakamla perlu memastikan kenyamanan nelayan Indonesia agar tidak khawatir.

Terlebih, kehadiran kapal asing di laut lepas tidak menjadi pelanggaran selama tidak memuntahkan peluru dan mencuri SDA.

"Kita tidak meminta kapal perang untuk pergi dari sana soalnya laut lepas. Tetapi yang dilakukan adalah memastikan kenyamanan dari nelayan kita supaya mereka tidak khawatir, mereka tidak takut karena Indonesia bergantung pada nelayan. Karena ZEE itu yang diambil adalah sumber daya alamnya," cetusnya.

Dalam hal ini negara melalui Bakamla dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) perlu memberi jaminan pada nelayan ketika ada kapal China di perairan Natuna.

"Kalo pemerintah kan gak mungkin memancing, yang memancing tentu nelayan. (Tetapi pemerintah) memastikan nelayan tenang mengambil ikan ketika ada kapal dari China. (Itu) Jaminan yang harus diberikan negara kepada nelayan," pungkasnya.

Baca Juga: Kapal Perang China Berkeliaran di Laut Natuna, Puan: Pemerintah Harus Layangkan Protes!

Diberitakan sebelumnya, Hendri, Ketua Aliansi Nelayan Natuna, menunjukkan sejumlah video yang diambil oleh nelayan pada koordinat 6.17237 Lintang Utara dan 109.01578 Bujur Timur.

Dalam video yang diperlihatkannya itu, terlihat ada enam kapal perang asal China yang berada di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Karena keberadaan kapal perang negara asing yang tengah mondar-mandir itu, sejumlah nelayan di Kepulauan Riau merasa ketakutan.

Peristiwa itu diketahui terjadi di Laut Natuna Utara pada Senin, 13 September 2021. Adapun kapal yang terlihat paling jelas adalah destroyer Kunming-172.

”Nelayan merasa takut gara-gara ada mereka di sana, apalagi itu kapal perang," kata Hendri saat dihubungi, Rabu (15/9/2021), dikutip dari Kompas.id.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU