> >

Partai Demokrat Jawab Luhut: Megawati Juga Mengkritik dan Kerahkan Demo SBY

Politik | 29 Juli 2021, 16:15 WIB
Politik Partai Demokrat Rachland Nashidik saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. (Sumber: KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Demokrat menjawab pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritaman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, soal kritik yang pernah disampaikan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Seperti diketahui, Luhut dalam pernyataan sebelumnya meminta agar SBY mengikuti sikap mantan presiden Habibie dan duduk manis setelah tidak lagi menjabat.

Baca Juga: Dituding Dalangi Demo Jokowi End Game, Demokrat Tak Ambil Pusing

Menanggapi pernyataan Luhut itu, politikus Demokrat, Rachland Nashidik, angkat bicara dan membandingkan ketika era SBY.

Saat menjabat presiden selama dua periode, sejumlah pihak turut mengkritik SBY.

Termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Bahkan, kata Rachland, Megawati ketika itu sampai-sampai mengerahkan kader PDIP untuk melakukan demo dan mengdiskreditkan SBY.

"Selamat pagi, Pak Luhut. Pak SBY mendoakan Pemerintah dan rakyat Indonesia dari pandemi. Dulu, kalah pemilu, Megawati tak cuma mengkritik, ia kerahkan demo-demo PDIP pada SBY," kata Rachlan melalui akun Twitternya, @RachlanNashidik yang dikutip, Kamis (29/7/2021).

Baca Juga: PDIP, Demokrat dan Partai Koalisi Pemerintah Kompak Protes soal Rektor UI Rangkap Jabatan

Rachland menyebut kader PDIP, Hasto Kristiyanto dan Joko Widodo atau Jokowi kerap mendiskreditkan SBY, bahkan hingga kini setelah SBY sudah tak lagi memimpin.

"Kadernya: Hasto hingga Jokowi, mendiskreditkan SBY hingga kini, tujuh tahun setelah SBY tak lagi memimpin," ucap Rachland.

Lebih lanjut, pada cuitannya yang lain Rachland mengatakan demikian hanya ingin mengingatkan kepada publik bahwa Megawati turut mengisi ruang demokrasi dengan kritik dan demo saat era SBY.

"Itu saya mengingatkan bagaimana Ibu Mega, Presiden RI ke-5, sepanjang SBY memimpin, mengisi ruang demokrasi kita dengan kritik dan demo-demo PDIP," tutur Rachland.

Baca Juga: Demokrat Sentil Jokowi soal Statuta UI: Akademik Harusnya Independen dari Kepentingan

Adapun Luhut sebelumnya menyatakan meminta SBY mengikuti Presiden ke-3 RI B.J Habibie dalam sebuah wawancara.

Luhut menyampaikan pernyataan tersebut merespons kritikan yang pernah disampaikan oleh SBY pada 2018 silam.

Diketahui, saat itu SBY mengkritik soal gaya komunikasi Luhut yang dinilai keras dan terkesan mengancam.

Luhut mengaku tak keberatan dan menghormati sikap SBY karena berstatus sebagai Presiden ke-6 RI.

Baca Juga: WNA Tetap Masuk di Tengah Lonjakan Covid-19, Politikus Demokrat: Ini Menyedihkan

"Saya enggak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke sajalah, hak-hak beliaulah. Tapi hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie-lah, semua duduk manis, datang sekali mengkritik," ujar Luhut.

"Enggak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja Bapak A, Bapak B itu lebih pintar. Tapi sekarang yang berkuasa ini ya sudah."

Baca Juga: Partai Demokrat Sebut Gugatan Moeldoko di PTUN Kabur dan Tidak Jelas

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU