JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim As'yari menjelaskan ihwal tudingan dirinya yang kerap naik private jet atau pesawat pribadi saat menjalani tugasnya sebagai penyelenggara pemilu.
Ia menyebut, penyewaan pesawat itu digunakan untuk melakukan pengawasan pendistribusian logistik pemilu di berbagai daerah.
"Kalau pesawat kan pesawat sewaan untuk monitoring logistik. Pengadaan logistik kita cuma 75 hari loh, dan yang bertanggung jawab KPU. Kalau logistik gagal, 14 Februari gagal, siapa yang dimintai tanggung jawab?" kata Hasyim di gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Baca Juga: DPR dan KPU Sepakat Caleg Terpilih Harus Mundur jika Maju di Pilkada Serentak 2024
Hasyim menambahkan, pihaknya menggunakan pesawat pribadi agar memudahkan ketika harus berpindah-pindah wilayah dalam waktu yang singkat.
"Tahu enggak teman-teman pengadaan logistik cuma 75 hari siapa yang enggak spot jantung? Kalau gagal siapa yang dituduh gagal?" ungkap Hasyim lagi.
Sebelumnya, Anggota Komisi II DPR RI fraksi Demokrat Rezka Oktoberia mengkritik penggunaan private jet oleh jajaran pimpinan KPU saat menyelenggarakan Pemilu 2024 lalu.
“Masalah private jet ini saya dapat infonya juga bukan dari Bali saja bukan hanya satu tempat apa urgensi nya menggunakan private jet untuk memonitor logistik, dan ke Bali,” kata Rezka dalam rapat dengar pendapat di Komisi II DPR, Rabu.
Baca Juga: Anggota Komisi II DPR Fraksi PDIP Hugua Usul ‘Money Politics’ Dilegalkan di PKPU: Ini Keniscayaan
Sementara itu, Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar Riswan Tony menyindir gaya hidup para anggota KPU yang terlihat bermewah-mewahan karena kaget secara mendadak mendapatkan uang puluhan triliun.
"Bukan apa-apa, kaget ini. Punya uang Rp 56 triliun itu kaget. Akibatnya, ya sudah, ada yang kayak Don Juan. Nyewa private jet, belum lagi dugemnya. Bukan kita enggak dengar, itu pasti DKPP tahu, enggak mungkin enggak tahu," tandas Tony.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.