> >

5 Peristiwa Penting pada 1 Juli: Hari Bhayangkara, Selamat Ulang Tahun Polri

Peristiwa | 1 Juli 2021, 05:20 WIB
Tangkapan layar tayangan video saat upacara pengembalian Hong Kong dari Britania Raya ke China pada 1 Juli 1997 silam. (Sumber: Youtube.com)

SOLO, KOMPAS.TV- Mengawali bulan Juli, pada tanggal 1, begitu banyak peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.

Dari dalam negeri, tanggal 1 menjadi hari lahirnya Kepolisian Republik Indonesia (Polri) atau yang biasa dikenal dengan Hari Bhayangkara.

Sementara itu di luar negeri, dari berbagai peristiwa penting yang terjadi, satu yang cukup menarik tentu dengan kembalinya Hong Kong ke pangkuan China.

Diluar itu tentu masih banyak lagi peristiwa penting lainnya yang patut diketahui.

Berikut ini 5 peristiwa penting yang dirangkum Kompas TV dari berbagai sumber:

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 30 Juni, Anda Harus Tahu

1. Lahirnya Abdulrahman Saleh Pahlawan Indonesia

wikipedia/net/kolase Foto Abdulrahman Saleh dan Pesawat Dakota yang ditembak jatuh tentara Belanda. Abdulrahman Saleh meninggal di Maguwoharjo di usia 38 tahun dalam insiden penembakan pesawat dakota oleh militer Belanda pada 29 Juli 1947. Hari penembakan pesawat dakota tersebut diperingati sebagai Hari Bakti TNI AU. (Sumber: Tribunnews)

Abdulrahman Saleh dilahirkan pada 1 Juli 1909 di Jakarta. Ia mengenyam pendidikan di HIS (Sekolah rakyat berbahasa Belanda atau Hollandsch Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau kini SLTP.

Kemudian, ia melanjutkan belajar di AMS (Algemene Middelbare School) yang saat ini disebut SMU, dan kemudian diteruskannya ke STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen).

Karena pada saat itu STOVIA dibubarkan sebelum ia menyelesaikan studinya di sana, ia meneruskan studinya di GHS (Geneeskundige Hoge School), semacam sekolah tinggi dalam bidang kesehatan atau kedokteran.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 29 Juni: Lahirnya Ahok hingga Deklarasi ISIS

2. Cikal Bakal Berdirinya Polri Diperingati sebagai Hari Bhayangkara

Topi Polisi. Tanggal 1 Juli diperingati sebagai Hari Bhayangkara. Peringatan ini menjadi hari yang istimewa bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia. (Sumber: Tribun Jateng)

Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Kemudian, sejak 1 Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri.

Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini. Sebagai bangsa dan negara yang berjuang mempertahankan kemerdekaan maka Polri di samping bertugas sebagai penegak hukum juga ikut bertempur di seluruh wilayah RI.

Baca Juga: Warga Datangi Vaksin Massal HUT Bhayangkara

3. Pakta Warsawa berakhir secara resmi

Warga kota Praha membawa bendera Cekoslovakia berjalan melintasi sebuah tank Uni Soviet yang terbakar dalam invasi Pakta Warsawa ke negeri itu pada 20-21 Agustus 1968. (Sumber: The Central Intelligence Agency/Wikipedia)

Pakta Warsawa adalah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk pada 1949).

Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasi Perjanjian Paris.

Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955.

Pakta ini berakhir pada 31 Maret 1991, dan diakhiri secara resmi dalam sebuah pertemuan di Praha pada 1 Juli 1991.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 28 Juni: Ulang Tahun Sandiaga Uno sampai Gigitan Mike Tyson

4. Kembalinya Hong Kong ke pangkuan China

Para Pemimpin Eksekutif Hong Kong dari 1997-2005, Tung Chee-hwa (dua dari kiri) melihat ke arah Carrie Lam yang hendak diangkat jadi Pemimpin Eksekutif. Mereka menghadiri upacara bendera di Golden Bauhinia Square di Hong Kong pada 1 Juli 2017, untuk merayakan 20 tahun serah terima Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR). (Sumber: AFP/DALE DE LA REY)

Pada 30 Juni tengah malam hingga 1 Juli 1997, terjadi upacara serah terima Hong Kong dari Inggris ke China. Serah terima ini menandakan berakhirnya 156 tahun kekuasaan Inggris di wilayah itu.

Usai resmi dikembalikan ke China, koloni itu menjadi Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR) di bawah bendera Republik Rakyat China.

Upacara penyerahan ini juga menjadi puncak transisi selama 13 tahun yang diprakarsai oleh Deklarasi Bersama Sino-Inggris, dan ditandatangani kepala pemerintahan kedua negara pada Desember 1984.

Secara tertulis perjanjian itu menetapkan HKSAR di bawah pemerintahan China akan memiliki otonomi tingkat tinggi, kecuali dalam hal hubungan internasional dan pertahanan.

Sistem sosial, perekonomian, dan gaya hidup di Hong Kong dijanjikan tidak berubah selama 50 tahun sejak 1997. Artinya, perjanjian ini berlaku sampai 2047.

Sebelumnya, Britania Raya mengakuisisi Pulau Hong Kong dari China pada 1842, ketika Perjanjian Nanking ditandatangani pada akhir Perang Candu pertama (1839-1842).

Kemudian setelah komunis mengambil alih kekuasaan di China pada 1949, Hong Kong menjadi tempat perlindungan bagi ratusan ribu pengungsi yang melarikan diri dari pemerintahan komunis.

Seremoni penyerahan Upacara penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China dihadiri sejumlah pejabat tinggi dari seluruh dunia.

Di antaranya yang hadir adalah Presiden China Jiang Zemin dan PM China Li Peng, PM Inggris Tony Blair, Pangeran Charles, dan Menlu AS Madeleine Albright.

Presiden Jiang, kepala negara China daratan pertama yang mengunjungi Hong Kong sejak 1842, meyakinkan penduduk bahwa China akan melaksanakan rencana "Satu Negara Dua Sistem".

Otonomi lokal itu telah dirancang oleh Pemimpin Tertinggi China Deng Xiaoping yang wafat pada 19 Februari 1997, hanya 4,5 bulan sebelum serah terima yang ingin dia hadiri.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 27 Juni: Diangkatnya Jenderal Soedirman jadi Panglima TNI

5. Kroasia Gabung Uni Eropa

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Julian Wilson (kiri) dan Duta Besar Kroasia untuk Indonesia, Zeljko Cimbur (kanan) meletakkan bendera Kroasia berdampingan dengan bendera 27 negara anggota UE lainnya (Sumber: Uni Eropa via Kompas.com)

Pada 1 Juli 2013, Kroasia resmi menjadi negara anggota Uni Eropa yang ke-28 pada tanggal 1 Juli 2013.

Negara pecahan Yugoslavia itu mengajukan mengajukan permohonan untuk keanggotaan Uni Eropa pada tahun 2003 dan Komisi Eropa merekomendasikan untuk menjadikannya sebagai kandidat resmi pada awal tahun 2004.

Status negara kandidat diberikan kepada Kroasia oleh Dewan Eropa pada pertengahan tahun 2004.

Negosiasi masuk, sementara awalnya ditetapkan untuk Maret 2005, dimulai pada bulan Oktober tahun itu bersama-sama dengan proses penyaringan.

Proses aksesi Kroasia diperumit dengan desakan Slovenia, negara anggota Uni Eropa, mengenai isu-isu perbatasan kedua negara mesti ditangani sebelum aksesi.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 27 Juni: Diangkatnya Jenderal Soedirman jadi Panglima TNI

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU