> >

Terdampak Siklon Surigae, Ini Wilayah yang Bakal Hujan Petir dan Gelombang Tinggi

Sosial | 17 April 2021, 20:24 WIB
Ilustrasi: logo BMKG. (Sumber: BMKG)

JAKARTA, KOMPAS. TV – Sejumlah daerah di Indonesia terdampak secara tidak langsung Siklon Surigae yang bakal menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diserta kilat dan petir.

Siklon Surigae juga bakal menyebabkan gelombang tinggir air laut sejumlah daerah. Namun cuaca di sekitar Jabodetabek tidak akan terlalu terpengaruh.

Penjelasan terbaru mengenai dampak SIklon Surigae ini disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Sabtu (17/4/2021).

Dalam keterangan persnya Guswanto menjelaskan hujan lebat disertai petir dan angin kencang antara lain bakal terjadi di Wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Papua Barat.

Sementara dampak berupa tinggi gelombang laut bakal mencapai 1,25 hingga 2,5 meter.

Diprediksi dampak tinggi gelombang berpeluang terjadi di Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, Laut Maluku, perairan Selatan Sulawesi Utara, perairan Keluan Halmahera, Laut Halmahera, perairan Raja Ampat bagian Utara, perairan Manokwari, perairan Biak, Teluk Cendrawasih bagian utara dan perairan Jayapura-Sarmi.

Gelombang yang lebih tinggi yakni mencapai 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik Utara Halmahera serta Samudra Pasifik Utara Jayapura. Bahkan di Samudra Pasifik Utara Papua Barat hingga Biak, gelombang diperkirakan mencapai 4 sampai 6 meter.

Namun untuk wilayah Jabodetabek sendiri Siklon tropis Surigae yang saat ini berada di Samudra Pasifik Utara tidak akan mempengaruhi langsung cuaca. Hal ini karena jarak yang terlalu jauh.

"Siklon tropis Surigae tidak berdampak ke Jabodetabek. Namun cuaca Jabodetabek saat ini dipengaruhi oleh sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Bengkulu, dan perlambatan angin di atas Banten - Jawa Barat," katanya.  

Dia menjelaskan, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Barat Bengkulu tersebut membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) di perairan barat Lampung hingga Samudra Hindia barat Lampung yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang sistem sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konfluensi.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU