> >

Rekaman Suara Tuding Jusuf Kalla di Balik OTT Edhy Prabowo Beredar

Politik | 5 Desember 2020, 17:46 WIB
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah rekaman yang disebut suara Calon Wali Kota Makassar Ramdhan (Danny) Pomanto, beredar di publik. Rekaman tersebut berisi tudingan kepada Jusuf Kalla (JK) yang berada di balik operasi tangkap tangan KPK terhadap Edhy Prabowo.

Video rekaman suara yang menuding JK berada di balik OTT KPK memiliki durasi 1 menit 58 detik.

Dalam video rekaman yang diperoleh Kompas TV, Sabtu (5/12/2020), disebutkan suara tersebut dimiliki oleh Danny Pomanto, Calon Wali Kota Makassar.

Suara tersebut tampak menjelaskan pada lawan bicaranya mengenai OTT yang dilakukan KPK terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan yang kini nonaktif, Edhy Prabowo.

Baca Juga: Putri Jusuf Kalla Laporkan Ferdinand Hutahaean dan Rudi S Kamri ke Bareskrim Terkait Berita Bohong

Menurutnya, OTT KPK tersebut merupakan pengalihan isu kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Berikut transkip isi rekaman tersebut:

Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK (dan) Anies tuh. Maksudnya kontrolnya di JK.

Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak.

Ini kan politik saja. Terbaca ya. Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser (isu) JK dan Habib Rizieq.

JK yang main, karena JK yang paling diuntungkan dengan ini. Coba lihat siapa yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo? JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan.

Baca Juga: Prabowo Marah Ungkit Masa Lalu Edhy: Anak yang Diangkat dari Selokan 25 Tahun Lalu

Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pade di sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi, dia mengkhianati Jokowi.

Jadi yang paling untung ini JK berarti. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hafal apa yang dia mau main ini.

Pihak Jusuf Kalla Bilang Itu Fitnah

Menanggapi isi rekaman tersebut, Juru Bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, menyayangkan jika benar suara tersebut merupakan miliki Danny Pomanto.

"Salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti itu? Danny seperti tidak punya lagi sopan santun sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan,” ujar Husain dalam keterangan yang diterima Kompas TV, Sabtu (5/12/2020).

Husain mengingatkan, orang Bugis-Makassar memiliki falsafah untuk menghormati orang tua.

Selain itu, orang Bugis-Makassar juga tidak gampang mengumbar fitnah. "Karena secara budaya dan agama tahu resikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan,” sambungnya.

Selama ini, pasca tak lagi menjabat wakil presiden, JK lebih banyak sibuk dengan aktivitas sosial, dan tidak mengusik urusan orang lain.

Baca Juga: Edhy Prabowo Akui Barang Mewah dari Hawaii Dibeli Pakai Uang Suap Izin Ekspor Lobster

Husain meminta KPK melakukan klarifikasi terkait tudingan Danny Pomanto yang menyebut JK merupakan dalang OTT Edhy Prabowo. Jika perlu, KPK memanggil Danny untuk memberikan klarifikasinya.

"Danny telah mencederai kerja keras KPK. Yang tidak kalah bahayanya, Danny telah mengadu domba tokoh-tokoh nasional. Yang bisa berdampak buruk terhadap hubungan hubungan antar elite yang selama ini berjalan baik,” bebernya.

Atas kejadian ini Husain menegaskan, Danny Pomanto bakal berhadapan dengan hukum. "Apalagi melibatkan KPK, sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto,” tegasnya.

Danny Pomanto Akui Suara di Video Rekaman Miliknya

Mochammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto mengakui rekaman percakapan yang beredar merupakan suaranya.

Dijelaskannya, percakapan itu dilakukan di kediamannya, Jalan Amiruddin, Makasar. "Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya. Dalam rumah saya orang rekam," kata Danny, Sabtu (5/12/2020), dikutip dari Tribun Makassar.

Namun percakapan itu adalah percakapan biasa, suatu analisa politik yang biasa dilakukan setiap orang. Hanya saja Danny heran, mengapa percakapan tersebut bisa tersebar.

Baca Juga: Tegas! Ini Jawaban Ketua KPK Soal Permintaan Luhut Tidak Berlebihan Periksa Edhy Prabowo

"Kenapa ada yang rekam dan sebar, aneh. Orang tanya bagaimana dampaknya? Dan saya terangkan tidak ada. Karena ini konstelasi nasional. Ini perbincangan pribadi, diskusi gitu," sambungnya.

Dengan beredarnya rekaman tersebut, Danny Pomanto merasa menjadi korban dan merasa dirugikan.

"Karena itu kan penyebaran, dan saya dirugikan. Saya dibenturkan dengan orang lain. Orang punya hak untuk punya pendapat dalam rumah saya sendiri, rumah saya itu," tegasnya.

 

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU